1071 adalah tahun sangat khusus bagi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Juga bagi para ideolog radikal Islamnya. Erdogan kerapkali berbicara tentang target tahun 2071"-nya pada ulang tahun ke-1000 sebuah pertempuran pembuka jalan bagi Turki untuk memasuki sebuah kawasan yang hingga kini masih mereka diami sebagai rujukan visinya tentang "Turki yang Agung."
Pada 1071, Kerajaan Seljuk Turki tidak datang menuju Anatolia dari tanah asal mereka yang berpadang rumput di Asia Tengah dengan bunga di tangan. Mereka sebaliknya datang dengan perjuangan habis-habisan. Mereka harus memerangi sejumlah perang melawan kaum Kristen Kekaisaran Bizantium [Kekaisaran Romawi Timur] sehingga menggambarkan semangat Islam yang baru mereka anuti. Pertempuran Manzikert pada 1971 sangat terkenal. Dikenal luas sebagai momen ketika warga Bizantium kalah perang melawan Bangsa Turki. Sebelum abad bergulir, Bangsa Turki menguasai seluruh Semenanjung Anatolia.
Tanggal agung lainnya bagi Erdogan adalah 29 Mei 1453. Hari ini menyaksikan Konstantinopel, Ibukota Kekaisaran Bizantium jatuh, setelah pasukan Ottoman menyerang apa yang kini menjadi Istanbul, kota besar Turki modern. Penaklukan Konstantinopel bukan juga peristiwa penuh damai. Pengepungannya berlangsung 53 hari dan menyebabkan ratusan orang tewas. Kekaisaran Bizantium kalah lalu membiarkan pasukan Ottoman masuk tidak tercegah lagi. Keberhasilan ini membersihkan jalan yang membuat mereka bisa maju menuju Eropa Kristen pada abad-abad mendatang. Kekaisaran Ottoman lama dan kejam yang berbaris menuju Eropa baru berhenti pada 1683 tatkala Ottoman dikalahkan dalam pengepungan Wina. Sejak itulah Ottoman menguasai Afrika Utara, nyaris sebagian besar Timur Tengah, Eropah Tengah dan Timur. Seluruhnya ada 5,3 juta kilometer persegi tanah dikuasai Kekaisaran Ottoman.
Setiap 29 Mai, peristiwa itu bangsa Tukri rayakan. Mungkin bangga sebagai satu-satunya negara di dunia yang menaklukan kota terbesar peradaban lain dengan pedang. Untuk itu, mereka turun ke jalan bergabung dalam berbagai perayaan akbar. Ulang tahun ke- 563 penaklukan dirayakan dengan peristiwa penting yang diselenggarakan oleh sebuah tim yang terdiri dari 1.200 orang. Konser Mehter (band militer Kekaisaran Ottoman) yang dimainkan oleh 563 orang ditampilkan. Ada juga pertunjukan tim aerobatik AU Turki, perayaan penaklukan yang spesial, pertunjukan kembang api, siaran langsung dalam enam bahasa dan panggung pemetaan 3 Dimensi terbesar dunia dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali (kisah) penaklukan.
Lebih dari cukup bukti "puja-puji penaklukan oleh radikal Islam Turki." Para pemimpinnya pun kerapkali berbicara tentang "pembebasan Yerusalem dan upaya untuk menjadikan kota itu ibukota Negara Palestina merdeka."
Pada September, Perdana Menteri Turki saat itu, Ahmet Davutoglu, seorang anggota radikal Islam lainnya pernah mengatakan:
"Atas ijin Allah, Yerusalem menjadi milik Bangsa Kurdi, Bangsa Turki, Bangsa Arab dan seluruh umat Muslim. Dan sebagaimana nenek moyang kita berperang berdampingan di Gallipoli, dan sama seperti nenek moyang kita pergi bersama untuk membebaskan Yerusalem bersama Saladin, kita pun akan berparade besama di jalan yang sama [untuk membebaskan Yerusalem]."
Erdogan dan para sesama Islam radilkalnya adalah pengagum setia ide bahwa Muslim Turki tidak mencaplok kawasan milik peradaban lain. Dalam cara berpikir ini, "penaklukan" berarti menyebarluaskan Islam. Ini sama sekali tidak mengejutkan. Islam politik secara khas menggambarkan kecenderungan untuk menyerbarluaskan Islam kepada bagian-bagian dunia bukan kaum radikal Islam atau non-Muslim. Tetapi cara Erdogan membela " penaklukan" bahkan pada tahun 2016 sekalipun, benar-benar terlihat terlampau menggelikan.
Pada 4 Juni lalu, Erdogan berpidato kepada para mahasiswa fakultas teologi. Dalam pidatonya dia mengatakan:
"Tatkala melihat cara Islam berkembang ke seluruh dunia, kita lihat ia lebih menggambarkan penaklukan "hati manusia" daripada penaklukan dengan 'pedang'...Lihat, kini ada penyakit Islamofobia, ketakutan terhadap Islam di Barat...Maksudnya untuk menghentikan [penyebarluasan Islam lebih jauh]. Tetapi mereka tidak bakal berhasil."
Dia kemudian menasehati para mahasiswa:
"Sama seperti saat kita [Bangsa Turki] datang di Anatolia, sama seperti penaklukan Istanbul...saya tahu kalian akan berperilaku dengan kesadaran diri yang sama...Sebuah 'Turki Baru' akan bangkit di atas bahu kalian...[untuk berhasil] kalian harus bereproduksi. Allah [perintahkan] kalian untuk punya sedikitnya tiga anak."
Mengagumkan bahwa Erdogan masih punya kekuatan untuk mengguncang ---walau mustahil sekalipun. Bahkan mengguncang para pengamat politik Erdogan paling pedas sekalipun. Dalam wacananya, kaum Muslim Turki tidak pernah menyerang daerah-daerah lain dengan kekuatan pedang. Yang mereka lakukan hanyalah menaklukan hati manusia. Dan ini bahkan tidak lucu.
Dan bagaimana dengan perintah Allah untuk sedikitnya punya tiga anak? Tidak satu pun ayat dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang besaran ideal keluarga Muslim. Tidak ada satu hadits pun memerintahkan punya tiga, empat atau tidak punya anak, terlepas dari berbagai sumber yang meragukan yang mengutip Nabi Muhamad seolah menasehati kaum Muslim bahwa tatkala Hari Pengadilan Terakhir tiba, umat seharusnya menjadi sebuah suku besar.
Tetapi persoalan di Turki tidak bergerak sesuai dambaan Erdogan. Angka resmi memperlihatkan bahwa Turki menghadapi prospek adanya penduduk manusia lanjut usia (Manula). Menurut departemen statistik pemerintah, tingkat kesuburan di Turki menurun. Menurun menjadi 2,14 anak per wanita pada 2015 dari 2,37 anak pada 2001. "Turki menjadi salah satu negara dengan orang berusia tua paling cepat di dunia," urai Didem Danis, seorang akademisi. Pada 2033 nanti, 10,2% warga Turki bakal terdiri dari orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas ---bandingkan dengan 7,7% pada 2013 lalu.
Tidak pernah Turki menyerang negeri-negeri lain dengan pedang. Para mahasiswa teologi Turki harus siap untuk menaklukan negeri lain. Allah memerintahkan kaum Muslim untuk sedikitnya punya tiga anak. Dan Turki akan bangkit mencapai keagungan masa lalu Ottoman berkat warganya yang berkembang pesat ...semua ini dongeng dari Erdoganistan, pengikut Erdogan.
Burak Bekdil, berbasis di Ankara, adalah kolumnis Turki untuk Harian Hürriyet Daily dan Mitra pada Middle East Forum (Forum Timur Tengah).