Para pemimpin partai-partai nasionalis beberapa Negara Eropa mengadakan kampanye di Praha, 25 April lalu, menjelang Pemilu Parlemen Eropa yang dijadwalkan diselenggarakan 23-26 Mei nanti. Foto: Tomio Okamura (kiri) Presiden Partai Kemerdekaan dan Demokrasi Langsung Cheko, Marine Le Pen (tengah), pemimpin Partai Parade Nasional Prancis dan Geert Wilders (kanan), pemimpin Partai Kemerdekaan Belanda. (Foto oleh Gabriel Kuchta/Getty Images). |
Para pemimpin beberapa partai nasionalis Eropa melakukan kampanye di Praha, 25 April lalu. Sebuah aksi yang dilakukan menjelang Pemilu Parlemen Eropa yang dijadwalkan untuk 23 – 26 Mei 2019 nanti.
Pawai disponsori oleh Gerakan bagi Bangsa dan Kemerdekaan Eropa (Movement of Europe of Nations and Freedom---MENF), sebuah aliansi pan-Eropa. Mereka terdiri dari sembilan partai nasionalis yang mencurahkan perhatian penuh pada upaya untuk menghentikan migrasi massal sekaligus berupaya memulihkan kembali kedaulatan bangsa Uni Eropa.
Acara Praha diselenggarakan oleh Presiden Partai Kemerdekaan dan Demokrasi Langsung Ceko (SPD), Tomio Okamura. Aksi turut diikuti oleh Pemimpin Partai Kemerdekaan Belanda (PVV) Geert Wilders, Pemimpin Partai Parade National Prancis (RN) Marine Le Pen, Presiden Gerakan bagi Bangsa dan Kemerdekaan Bangsa Eropa (MENF), Gerolf Annemans serta anggota Parlemen Eropa dari Inggris, Janice Atkinson, yang sekaligus wakil ketua kelompok politik Bangsa dan Kemerdekaan Eropa (ENF), sebuah kelompok politik dalam Parlemen Eropa. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, pemimpin Partai Liga yang anti-migrasi massal mengirim pesan lewat video. Mereka semua berbicara kepada sekelompok massa yang memenuhi Alun-Alun Wenceslas di pusat kota Praha. Berikut ini beberapa kutipan dari pidato-pidato penting."
Tomio Okamura, Presiden Partai Kemerdekaan dan Demokrasi Langsung (SPD) sekaligus Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Ceko (Chamber of Deputies):
"Yang terkasih, para sahabat, para tamu, Marine, Geert serta para kolega. Dengan hangat saya menyambut kalian semua di sini di pusat Ibukota Ceko yang bersejarah. Kita berdiri di sini secara simbolis di Patung St. Wenceslas. Di bawah spanduk St. Wenceslas, nenek-moyang kita berjuang lebih dari seribu tahun perjuangan yang keras demi kemerdekaan dan kedaulatan negara-negara mahkota Cheko...
"Sekarang ini, Eropa sekali lagi berjuang supaya bisa bertahan hidup. Bukan sekedar migrasi negara-negara bekas koloni dari Afrika dan negara-negara Arab yang mengubah wajah Eropa Barat. Juga ada serangan yang semakin gencar dari Brussels (baca: pusat Parlemen Eropa) atas kedaulatan negara-negara bangsa Eropa atas nama negara super yang multibudaya
"Dalam Eropa masa ini, aristokrasi Brussels tidak punya tempat bagi bangsa-bangsa. Juga tidak punya tempat untuk demokrasi. Mantan Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz dikutip pernah mengatakan, 'Bukan filsafat Uni Eropa yang membuat massa bisa menentukan nasibnya.'
"Dan untuk orang-orang yang masih belum yakin dengan soal ambisi Eropa, Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Michael Roth pernah meminta supaya prinsip suara bulat dalam pembuatan keputusan Uni Eropa digantikan dengan mayoritas suara yang memenuhi syarat.
"Warga negara yang terkasih, imigrasi massal jutaan orang Afrika Muslim ke Eropa bukanlah suatu kebetulan. Penghapusan negara-negara bangsa Eropa tradisonal disasar. Termasuk disasar juga nilai-nilai tradisional Eropa. Dengan demikian, konsep keluarga tradisional sedang dihapuskan. Patriotisme menjadi kata kasar, karena nilai-nilai itu merupakan hambatan terbesar bagi penghancuran negara-negara bangsa.
"Terserah kita mau memutuskan apakah kita meninggalkan semua yang para leluhur kita korbankan demi hidup mereka. Apakah kita akan menghormati kenangan kita atas mereka, atau mempertahankan warisan mereka...
"Dengan jelas saya katakan bahwa UE yang sekarang harus berakhir! Saya ingatkan kalian bahwa saat ini, arahan dan peraturan Uni Eropa sudah lebih tinggi statusnya daripada hukum negara-negara anggota UE ...
"Parlemen Eropa menjadi satu-satunya tempat di mana kita bisa mengubah Eropa. Ikutilah pemungutan suara. Bersama-sama seluruh penjuru Eropa kami anjurkan untuk kembali kepada model kerja sama Eropa yang sebenarnya, tanpa aturan dari Brussels di mana kedaulatan negara-negara bangsa punya pasar bersama dan warganya bergerak bebas di seluruh negara Eropa. Dan setiap negara, pada saat bersamaan berdaulat atas kawasannya, mengadopsi hukumnya sendiri dan jika perlu melindungi batas-batas negaranya.
"Kita sedang berjuang agar Eropa tetap Eropa, dengan nilai-nilai Eropa...
"Para warga terkasih, para sahabat, dengan jelas kita katakan "TIDAK" kepada pembatasan lebih jauh atas hak warga negara, termasuk hak untuk memiliki senjata. Republi Ceko TIDAK terima mata uang Euro. TIDAK ADA penyerahan kekuasaan lebih jauh dari negara kepada Uni Eropa...
"Kita tidak sendiri. Partai-partai nasional yang patriotik sedang berkembang di seluruh Eropa, mempromosikan kemerdekaan, demokrasi serta kedaulatan masyarakat mereka.
"Kita tidak sendiri. Bersama-sama, kita punya peluang historis yang luarbiasa untuk memenangkan sekaligus mengubah Uni Eropa dari diktator Brussels menuju Uni Negara-Negara Eropa yang Bebas, yang bekerja sama berdasarkan kesetaraan bersama dan keuntungan bersama.
"Pemilu ini, jika kita inginkan, bisa menjadi referendum nyata atas Uni Eropa."
Geert Wilders, Anggota Parlemen dan Ketua, Partai untuk Kebebasan:
"Para sahabatku, kita berkumpul di sini hari ini untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan kita. Dua hal terpenting yang kita punyai. Karena tanpa negara bangsa yang kuat, tidak ada demokrasi. Dan, tanpa demokrasi, tidak ada kebebasan.
"Hari ini, kita sedang memperjuangkan eksistensi kita. Dan, ancaman terbesar kelangsungan hidup dan kemerdekaan kita adalah Uni Eropa, imigrasi massal serta ideologi Islam yang memaksa kita untuk tunduk dan kejam.
"Pertama, mari kita bicara tentang Uni Eropa. Sebuah superstate (Negara di atas Negara) yang sangat tidak demokratis. Ia memaksakan perintahnya atas bangsa-bangsa Eropa. Ia sedang berupaya mengambil kedaulatan bangsa kita! Dan kita ingin berdaulat, bukan?
"Uni Eropa sedang berupaya hendak menghapuskan negara-negara bangsa kita. Tetapi, kita katakan, tidak bisa lagi! Mari, dengan keras dan jelas kita teriakan; tidak lagi! Bangsa-bangsa kita dibentuk oleh sejarah, budaya, bahasa dan identitas kita sendiri dan karena itu tidak mungkin bisa dihapuskan.
"Para sahabatku, negara-negara kita adalah bangsa-bangsa yang kuat. Berbasiskan pada Kristen –Yahudi serta peradaban yang manusiawi. Seharusnya tidak boleh pernah berubah.
"Jadi, kita ingin mengendalikan perbatasan negara-negara kita lagi. Kita tidak inginkan imigrasi massal. Dan, kita tidak ingin diserang oleh sebuah ideology tirani.
"Kalian, rakyat Ceko, kenyataannya, menjadi contoh bagi kami semua. Soalnya, kalian menentang kebijakan suaka Uni Eropa. Kalian sedang menentang Islamisasi Eropa. Kalian mengatakan: Ne, Nikdy [Tidak, tidak pernah]. Perlawanan kalian menginspirasi kami!
"Ijinkah saya mengatakan sesuatu kepada kalian tentang negara saya, Belanda. Beberapa pecan lalu, sebuah serangan jihad terjadi di salah satu kota penting kami, Utrecht. Empat masyarakat yang tidak bersalah terbunuh di siang bolong dalam sebuah trem oleh seorang jihadi. Dan di tiga kota terbesar Belanda, mayoritas masyarakat berusia di bawah 25 tahun adalah imigran non-Barat. Sebagian besar Muslim. Orang kita sudah jadi orang asing di kota dan negara mereka sendiri. Belanda dibuka oleh para elit. Di atas sebuah piring perak. Di banyak Negara Eropa barat, situasinya persis seperti itu atau bahkan lebih parah.
"Uni Eropa telah memanjakan Islam selama beberapa dekade sekarang. Tetapi Islam adalah kultus abad pertengahan yang menolak kemerdekaan pihak lain. Mengapa kita harus memberikan kebebasan kepadanya? Tidak boleh. Kita harus menghentikan Islam. Dengan menghilangkan sarana-sarana dari Islam yang berniat menghancurkan identitas kita, kita tidak melanggar kemerdekaan. Kita justru memelihara identitas kita sekaligus menjamin kemerdekaan
"Seperti kita lihat, dunia bebas menjadi korban dari banyak serangan terror selama beberapa tahun terakhir. Dari New York, Madrid, Paris, Brussels, Nice hingga Barcelona, Manchester, Berlin, Stockholm dan Marseille, orang tidak bersalah dibunuh oleh teroris yang terinspirasi oleh Islam, yang membenci kita karena lebih menghargai kematian daripada kehidupan. Dan, beberapa hari lalu, orang-orang tidak bersalah tewas pada Hari Minggu Paska di Sri Langka. Di sana, umat Kristen yang sedang ada dalam gereja-gereja dan orang-orang barat yang sedang berada di hotel-hotel diserang kemudian dibantai secara brutal. Jadi, Islamisasi muncul dengan harga yang sangat tinggi. Kita tidak ikhlas membayar harga itu.
"Kemerdekaan jelas juga punya harga. Kita harus bersiap diri untuk membayarnya. Pilihan harus dibuat. Pilihan antara Islam dan kebebasan. Tidak ada jalan tengah. Karena tidak ada yang jauh lebih berharga daripada kebebasan dan kemerdekaan.
"Membela kemerdekaan, membela cara hidup kita, menuntut kita semua untuk waspada, berani (courageous) dan tidak takut (audacious). Ia menuntut kita untuk memperkuat suara kita. Untuk memperkuat suara kita menentang musuh-musuh kemerdekaan. Menentang tirani Islamisasi. Menentang siapa pun yang berupaya membungkam kita!
"Uni Eropa dan banyak pemerintah memfasilitasi Islam dan imigrasi Islam. Mengapa mereka memfasilitasi ideologi totaliter? Mengapa mereka mengakomodasi dogma yang intoleran? Mereka seolah-olah menyerah. Mereka seolah-olah berhenti melawan. Tetapi bukan atas nama masyarakat. Bukan atas nama kalian.
"Tidak pernah bisa kita maafkan karena menjadi manusia bebas. Kita tidak bakal menyerah. Kita bertumpu pada pemikiran para pemikir besar. Tidak ada kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kekuatan orang-orang bebas yang berjuang demi cita-cita kebebasan yang agung. Karena kemerdekaan merupakan hak khusus sejak lahir dari semua manusia. Dan Islam tidak cocok dengan kemerdekaan.
"Lebih dari 30% Swedia bakal menjadi Islam setelah tahun 2050, kecuali ada perubahan radikal atas kebijakan migrasi sekarang ini. Dan nyaris 20% di Jerman dan Prancis. Dan ini menjadi semakin parah selama dekade-dekade selanjutnya karena populasi Afrika meledak pesat. Menurut PBB, populasi Afrika bakal tumbuh dari satu miliar orang menjadi 4 miliar orang Afrika pada akhir abad ini. Banyak dari mereka akan ingin datang ke Eropa. Banyak dari mereka akan datang dari negara-negara Islam. Para sahabatku, Eropa sedang berada di tepi jurang bunuh diri budaya.
"Uni Eropa tidak bakal pernah membela kepentingan nasional dan kemerdekaan kita. Jadi, kita butuh negara-negara bangsa yang kuat. Kita butuh para pemimpin berani yang peduli dengan kemerdekaan dan keamanan bangsa mereka sendiri. Yang tidak takut berbicara benar tentang bahaya imigrasi massal.
"Itu sebabnya mengapa begitu penting untuk punya kelompok sekutu politik yang bekerja sama dalamPemilu Eropa berikutnya. Itu sebabnya mengapa begitu penting bahwa para pemimpin yang berani seperti Marine Le Pen dan Matteo Salvini mendapatkan dukungan kita.
"Dan itu sebabnya mengapa begitu penting untuk memiliki salah satu politisi paling berani dari seluruh Eropa di pihak kita, seorang pahlawan yang tidak takut berbicara benar tentang Uni Eropa dan Islam: Tomio Okamura!
"Para sahabatku, kita adalah para patriots! Dan kita akan menang! Panjang umur Republik Ceko! Svoboda! Banyak terimakasih."
Gerolf Annemans, Presiden, Gerakan bagi Bangsa dan Kebebasan Eropa (MENF)
"Saya berdiri seperti kalian semua di titik pusat benua ini. Bukan saja di persimpangan Eropa. Tetapi lebih daripada sebelumnya, kita berdiri di perempatan sejarah Eropa.
"Uni Eropa telah menjadi sebuah institusi yang menghantam masyarakat negara-negara anggotanya karena para tuan besar Uni Eropa ingin menjadikan organisasi mereka menjadi satu-satunya superstate, negara di atas negara-negara di benua ini.
"Negara-negara kita bakal menjadi propinsi-propinsi lemah jika kita biarkan ini terjadi. Apakah arti semua ini bagi masa depan anak-anak kita sudah dapat dilihat dalam cara Uni Eropa menjadikan migrasi massal bergerak di benua ini.
"Berdasarkan aturan Uni Eropa, migrasi massal menjadi ikon historis dari migrasi yang liar. Kita harus menentang kekacauan ini. Kita adalah perlawanan. Keluarga politik kita punya citra Matteo Salvini yang memperlihatkan diri sebagai seorang menteri Italia yang berniat memperbaiki persoalan migrasi. Yang kalian butuhkan itu hanya satu dan satu-satunya. Yaitu kemauan politik untuk melakukan demikian. Tidak lebih. Tetapi sayangnya, sekarang ini, tidak lebih.
"Menempatkan niat politik ini di pusat politik adalah tujuan kita.
"Saya tanya kalian, apakah orang Ceko yang berani berjuang demi kemerdekaan mereka mau menjadi kaum tertindas dengan menghilangkan diri di Uni Eropa? Apakah kita, apakah kalian perangi Uni Soviet supaya bisa mendapatkan ancaman yang sama sebagai balasannya? Beritahu kami, ya atau tidak?
"Tidak, tentu saja. Kami berjuang, kalian berjuang demi kemerdekaan. Kita berjuang demi kebebasan. Dan dalam Pemilu bersejarah Bulan Mei 2019 ini, perjuangan bagi kemerdekaan kita bakal sangat menentukan.
"Kita adalah perlawanan. Matteo Salvini, Marine Le Pen, Geert Wilders, Presiden partai saya, Tom Van Grieken dari Partai Vlaams Belang di Flemish (Belgia) beserta semua yang lainnya, kita bangga memiliki kalian dan Tomio sebagai sekutu yang kuat di Eropa Tengah yang darinya akan menjadi kekuatan bagi perubahan di Eropa.
"Bagi tanah air kita dan demi kemerdekaan kita, mari kita gabungkan kekuatan. Mari kita berdiri kuat. Tidak ada soal seberapa kuatnya penentang kita, kita lebih kuat karena kita punya kekuatan yang lahir dari keyakinan kita. Kitalah harapan yang masyarakat Eropa dapatkan dalam diri kita.
"Panjang umur negara-negara Eropa. Panjang umur Eropa yang merdeka."
Janice Atkinson, Anggota Parlemen Eropa dari Inggris sekaligus Wakil Presiden Bangsa dan Kemerdekaan Eropa (Europe of Nations and Freedom):
"Pesan saya kepada rakyat Ceko dan rakyat Uni Eropa adalah supaya mau memberi suara bagi partai-partai yang bakal membawa kalian keluar dari Uni Eropa. Uni Eropa itu kekaisaran yang jahat. Pilihlah partai-partai yang bakal merobek-robek negara Uni Eropa, sehingga kekuasaan itu dikembalikan kepada bangsa-bangsa Eropa dan kemerdekaan.
"Uni Eropa adalah kediktoran yang tidak terpilih, para politisi gagal dari negara-negara mereka sendiri, karena menyedot darah hidup demokrasi keluar dari negara-negara kita. Para diktator yang tidak terpilih ini menetapkan imigrasi massal yang tidak terkendali atas negara-negara kita. Mereka sudah gagal mengamankan batas-batas luar kita. Mereka sudah gagal menghentikan para migran yang datang dengan jalan kaki, dengan perahu dan lewat para penyelundup manusia.
"Sistem Schengen memungkinkan mereka untuk berjalan bebas, hidup dan bekerja di tempat mereka memilih --- walaupun itu bukan apa yang kita pilih. Mereka sudah melancarkan terror di jalan-jalan kita. Mereka serukan perkosaan dan serangan seksual atas para wanita di tangan mereka. Di tangan mereka ada darah Eropa.
"Mereka mengubah kota-kota besar kita. Mereka ubah jalan-jalan kita. Mereka ubah kota-kota kecil kita sehingga tidak dapat dikenali lagi. Kita lalu menjadi orang asing di tanah kita sendiri. Mereka mendorong adanya Islam radikal yang membawa Hukum Shariah ke dalam kehidupan kita, sunat perempuan, pernikahan anak-anak dan pakaian abad pertengahan seperti sebagai burka. Cukup. Tidak lagi!
"Jangan terima bahwa inilah takdir Eropa. Keadan bisa diperbaiki dan dihentikan. Jika Anda menghargai kebebasan kalian, cara hidup kalian, aturan hukum kalian, budaya dan warisan kalian, UE harus dihentikan. Satu-satunya cara untuk lakukan ini dengan memilih Tomio Okamura dan partainya, SPD. Tomio, bersama-sama dengan rekan-rekan saya, Geert Wilders, Marine Le Pen dan Matteo Salvini dapat mengubah arah Eropa.
"SPD juga akan memberikan kebebasan kepada kalian untuk keluar dari Uni Eropa (Czexit), sebuah memorandum soal apakah kalian ingin bertahan dalam Uni Eropa. Saya harap kalian mengikuti Inggris sehingga memilih untuk meninggalkannya. Bagaimanapun, para sahabatku, tidak mudah meninggalkan UE, seperti yang dialami Inggris. Terlepas dari mayoritas orang memilih Brexit, lembaga mapan dan UE telah berkolusi hendak menghentikan kita. Itu persoalan. Kita sudah memilih anggota parlemen Eropa dan anggota parlemen yang diberikan kendali atas hidup kita dan negara kita serta kehidupan sehari-hari kita serta masa depan kita kepada orang yang tidak percaya kepada negara bangsa, kedaulatan dan kendali atau hukum kita sendiri.
"Dalam Pemilu Uni Eropa ini, kalian berpeluang untuk menyelamatkan Republik Ceko sekaligus untuk menyelamatkan Eropa. Apakah kalian ini dirampas oleh para birokrat yang tidak dipilih oleh rakyat seperti Jean Claude Juncker, Frans Timmermans atau Donald Tusk? Tidak!
"Para sahabat, kita berada pada titik puncak di Eropa. Kalian bisa menyelamatkan benua kita."
Marine Le Pen, Presiden Partai Parade Nasional (Prancis):
"Pertempuran demi Eropa sudah dimulai. Dalam Pemilu ini, para pendukung globalisme berhadapan dengan para pendukung negara bangsa. Kaum globalis menentang kaum lokalis.
"Kaum federalis Eropa mendukung deregulasi menyeluruh, penghapusan penuh batas negara dan migrasi bergerak bebas di seluruh planet sehingga memperlemah negara bangsa demi keuntungan para oligarki, pegawai negeri beserta para pakar. Pada pihak lain, ada kita para patriot dari seluruh penjuru Eropa.
"Kita sudah memilih bangsa kita, bangsa –bangsa yang keberagamannya menjadi kekayaan Eropa. Mereka harus tetap sebagai mereka sendiri serta bekerja sama bebas satu sama lain...
"Kita tidak ingin menyegel batas-batas negara, tetapi ingin memasang kembali pintu pada rumah kita.
"Negara saya menawarkan contoh menyedihkan dari basah kuyubnya migrasi (migratory submersion). Jika tidak hati-hati, kenyataan ini bakal menjadi masa depan negara kalian. Seluruh lingkungan sekitar menjadi kawasan non-Prancis!...
"Dorongan demokratis dari para patriot di seluruh Negara Eropa bakal membuatnya menjadi mungkini memformat ulang kerangka kerja masyarakat Eropa...
"Hari ini, Uni Eropa tidak punya kapasitas untuk mengirimkan tank-tank ke jalan-jalan atau untuk menembak gerombolan massa...Namun, tujuannya sama: hendak mengurangi identitas politik, hukum serta identitas nasional kita --- kapasitas kita untuk melakukan perlawanan...
"Kita, warga Prancis dan Ceko, bakal berada pada pertemuan sejarah paa 26 Mei nanti. Panjang umur rakyat Ceko. Panjang umur rakyat Prancis. Panjang bangsa-bangsa berdaulat Eropa!"
Dalam sebuah konperensi pers, Le Pen menambahkan:
"Yang kita lihat di sini, di depan mata kita, adalah bangkitnya suatu harmoni Eropa baru yang melihat partai-partai nasional yang berkumpul bersama henak menawarkan kepada 500 juta warga Eropa sebuah kerangka kerja kerjasama baru, sebuah proyek baru sekaligus momentum baru bagi masa depan.
"Imigrasi harus dihentikan. Dan ideology kaum Islam radikal harus dibasmi...Islamisasi dan globalisme adalah totalitarianism baru yang mengancam negara-negara Eropa."
Dalam sebuah video yang diputarkan dalam acara di Kota Praha, Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini mengatakan:
"Nyonya-nyonya dan tuan-tuan, saya kirimkan kepada salam kepada sahabat saya Tomio Okamura serta para sahabat Cekov saya di SPD. Harapan saya, dan kenyataannya, saya yakin bahwa setelah 26 Mei, setelah Pemilu Eropa, kita akhirnya bisa bekerja sama dalam sebuah Eropa baru yang mempertahan batas-batas negara kita beserta anak-anak kita dari imigrasi serta ekstremisme Islam yang harus dihentikan."
Salvini dengan demikian, sedang berusaha menyatukan partai-partai nasional yang tersebar di seluruh 28 negara Uni Eropa untuk memadukan kekuatan dalam suatu aliansi politik baru. Pada 8 April lalu, turut bergabung bersama dia di Milan adalah para wakil Partai Alternatif untuk Jerman (AfD), Partai Rakyat Denmark, Partai Finlandia. Mereka hendak meluncukrkan sebuah aliansi baru. Namanya, "Towards a Common Sense Europe" (Menuju Eropa yang Berakal Sehat). Salvini berharap bahwa blok baru itu bakal muncul sebagai yang terbesar dalam parlemen yang beranggotakan 751 orang pasca-Pemilu Mei nanti.
Soeren Kern adalah Mitra Senior Lembaga Kajian Gatestone Institute yang berbasis di New York, AS.