Tanggal 1 Desember 2018. Shabak, milisi Shiah Irak yang dibentuk tahun 2014 untuk merebut kembali Dataran Nineveh Plain dari Negara Islam menembaki Gereja Assyria St. Georgius di Bartella yang sebelumnya adalah kota dengan mayoritas Kristen di Irak. Mereka juga mengancam pastor gereja itu, Pastor Behnam Benoka. Gambar: Gereja Assyria St. Georgius di Bartella. (Sumber foto: Wikimedia Commons) |
Pembantaian Umat Kristen
Mesir: Seorang oknum polisi Muslim yang ditugaskan menjaga sebuah Gereja Kristen Koptik menembak mati dua umat Kristen, pada malam 12 Desember 2018 di Minya, Mesir. Seorang ayah berusia 49 tahun dan anaknya yang berusia 21 tahun menjadi korban aksinya. Para saksimata mengatakan sebelum kejadian, ada pertengkaran antarterduga dan korban. Sang polisi kemudian menodongkan senjatanya lalu menembak keduanya. Video kejadian memperlihatkan polisi pembunuh itu mengacungkan senapannya ketika berbicara sekitar jenazah umat Kristen yang berdarah itu namun yang masih bergerak di tanah. Ddengan suara keras dia pun mengutuk mereka --- atau semua umat Koptik secara umum? Seperti kata makian." Ribuan umat Kristen yang marah menghadiri upacara pemakaman, sambil menyanyikan lagu Kyrie eleison ("Tuhan Kasihanilah Kami"). Juga menyanyikan lagu, ""Where are the rights of the martyrs!" (Di manakah hak para syuhadah!) Dalam sebuah pernyataannya, Solidaritas Koptik mengatakan:
"Polisi pembunuh mungkin bakal menerima hukuman apa saja. Jika memang ada hukuman. Pelaku sesungguhnya dalam kejahatan keji ini tidak lain adalah pihak berwenang sendiri. Mereka biarkan pembunuh umat Koptik berkali-kali tidak dihukum sepantasnya, sehingga memudahkan siapa pun yang bertengkar dengan umat Koptik untuk menarik pistol atau pisau kemudian membunuhnya begitu saja."
Serangan terhadap umat Kristen oleh oknum petugas Muslim sudah lama terjadi di Mesir. Pada tahun 2011, seorang polisi yang sedang tidak bertugas membunuh beberapa penumpang Kristen Koptik dengan senapannya di dalam kereta api. Sebelum membunuh, dia mengidentifikasi para korbannya (berdasarkan tato salib di pergelangan tangan beberapa dari mereka). Dalam aksi itu, ia membunuh seorang umat Kristen tua dan melukai empat orang lainnya. Sambil beraksi, dia meneriakkan teriakan perang Islam, "Allahu Akbar!" Baru-baru ini, seorang oknmum "polisi" Muslim yang bertugas menjaga gereja dari gangguan ekstremis justru agresif memasuki gereja lalu memaki-maki jemaat dan menyebut mereka kafir." Uskup Koptik Makarious menyamakan pembunuhan ayah dan anak Kristen itu baru-baru ini di tangan polisi penjaga gereja mereka dengan menyuruh "serigala menjaga kandang ayam. Ditambahkannya bahwa insiden itu lebih parah daripada serangan atas Biara St. Samuel dibanding dengan pembunuhan ganda beberapa pekan sebelumnya. Dalam insiden itu, teroris Islam membunuh sejumlah umat Kristen dalam dua kesempatan terpisah. Bukannya melibatkan penjahat, aksi itu justru melibatkan seorang pengacara.
Nigeria: Sehari sesudah Natal, suku pengembara Fulani yang Islam membantai tujuh warga Kristen. Pembunuhan berdarah itu terjadi di Rawuru. Enam bulan sebelumnya, tempat itu pernah diserang oleh para anggota suku Muslim. Ketika itu, 230 warga Kristen dibantai. "Besarnya dan koordinasi selama serangan-serangan berlangsung menunjukkan bahwa ini bukan sekedar sebuah bentrokan lokal kecil. Aksi berdarah itu jelas lahir dari pemikiran yang matang yang sudah direncanakan sebelumnya yang dimaksudkan untuk membunuh sebanyak mungkin orang," tulis sebuah berita. "Bentuk serangan ini bukanlah soal konflik para petani - penggembala yang biasa dicoba diklaim oleh pemerintah Nigeria," lanjut berita itu lagi. Pernyataan media itu merujuk pada laporan media arus utama domestik dan asing yang biasanya menggambarkan pembunuhan itu sebagai akibat bentrokan antara gembala warga suku Fulani yang nomaden, yang kebetulan Muslim pada satu pihak dengan para petani, yang kebetulan umat Kristen pada pihak lain.
Serangan terhadap Gereja Kristen
Mesir: Gerombolan massa Muslim yang rusuh meneriakan "Allahu Akbar" menyerang gereja. Pihak lalu berwenang menutup lagi gereja lain di negeri itu, 10 Desember lalu. Menurut berita,
Berbagai kelompok warga desa Muslim...melancarkan serangan terhadap rumah-rumah umat Kristen Koptik di Desa Kom al-Raheb. Mereka melemparkan umat Kristen dengan batu serta memukul-mukul pintu dan jendela rumah mereka. Massa marah karena sehari sebelumnya, pada Minggu, 9 Desember 2018, umat Kristen Koptik membuka sebuah bangunan gereja kemudian merayakan Misa Suci di dalamnya. Polisi tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan menuntut gereja yang tidak berijin itu segera ditutup. Umat Koptik membujuk polisi untuk menunggu sampai Misa selesai sebelum menutup bangunan. Polisi sepakat kemudian menyita kuncinya. Kaum Muslim fundamental memanfaatkan mikrofon masjid untuk mengerahkan umat Muslim desa melawan umat Kristen Koptik.
"Ini masa-masa sulit," urai seorang umat Kristen setempat. "Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Bagaimana pemerintah bisa ijinkan kami membuka gereja baru tetapi kemudian memaksa kami menutupnya? Kami baru saja buka gereja, tetapi polisi tidak mau lindungi kami!" "Dengan mudah mereka bangun masjid. Dan ketika kami berusaha [untuk] membangun sebuah gereja, mereka semua berusaha menghancurkan kami," timpal yang lainnya. "Kami sangat putus asa," timpal seorang pastor setempat. "Ini bukan pertama kalinya, kaum ekstremis [lakukan] aksi ini. Saya pikir itu soal kebijakan pemerintah terhadap umat Kristen. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berdoa...Allah itu baik."
Irak: Shabak, milisi Muslim Shiah yang dibentuk tahun 2014 untuk merebut kembali Dataran Niniveh dari Negara Islam menembaki Gereja Assyria St. Georgius di Bartella, 1 Desember lalu. Sebelumnya, kota itu mayoritas Kristen. Para anggota milisi juga mengancam pastor gereja itu, Pastor Behnam Benoka. Ketika mendiskusikan insiden itu, Benediktus Kiely, seorang Pastor Katolik menulis:
Pekan lalu saya berbincang-bincang dengan Pastor Benoka selama lebih dari 40 menit lewat (saluran media sosial) FaceTime. Beberapa pekan sebelumnya, Milisi Shabak menutup jalan menuju gerejanya, sehingga jemaat tidak bisa hadir di gereja. Mereka memberondong gereja dengan tembakan senapan. Pastor Benoka mengatakan kepada saya bahwa ini insiden kedua gerejanya diserang dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir. Salah seorang anggota milisi menodongkan senapan ke wajah pastor, ketika pastor keluar menuntut mereka supaya membersihkan jalan dan berhenti menembak. Belakangan, dalam sebuah aksi provokasi yang tidak dilaporkan media manapun, milisi yang sama yang suka bermusuhan itu pergi ke Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Dataran Niniveh. Di sana mereka mengancam umat Kristen. Pastor Benoka mengatakan kepada saya bahwa Milisi Shabak ingin mengusir umat Kristen keluar dari kawasan itu. "Mereka itu ISIS baru," urainya kepada saya. "Kami benar-benar sangat rawan."
Ada berita terpisah pada 2 Desember 2018 lalu berkaitan dengan serangan ISI atas komunitas Kristen. Diberitakan bahwa di Mosul saja, sekitar 120 gereja dan tempat suci Kristen serta ribuan rumah umat Kristen dirusak. Diperkirakan 15 miliar dinar (sekitar lebih dari Rp 160 miliar) diperlukan untuk memperbaiki bangunan-bangunan itu. Menurut berita tersebut,
"Tidak cuma kerusakan bangungan fisik ISIS timpakan atas umat Kristen. ISIS menyasar umat Kristen supaya dibunuh secara massal (genosida). Banyak umat beriman melaporkan bagaimana tetangga mereka bergabung dengan kaum militan yang memang berniat melakukan aksi kekerasan yang kejam. Umat Kristen Mosul khususnya segera memperlihatkan bahwa ideologi ISIS sudah banyak bermunculan di kota mereka jauh sebelum para militan menjadikannya ibukota negara mereka di Irak. Kepercayaan komunitas rusak, nyawa hilang dan keluarga terpecah belah."
Uzbekistan: Sebanyak empat puluh polisi dan personil militer menggerebek sebuah Gereja Baptis yang belum terdaftar di ibukota negeri itu, Taskent. Aksi Minggu pagi, 25 Nopember itu berlangsung ketika jemaat sedang beribadat. Polisi menahan 14 umat Kristen, termasuk seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun. Mereka ditahan di luar ruangan, dalam cuaca nyaris beku. Belakangan beberapa dari mereka diinterogasi selama beberapa jam. Setiap jemaat yang hadir difoto. Informasi rinci tentang mereka didata. Nyaris 8.000 buku Kristen beserta buku nyanyian dijarah. Ketika seorang wanita berusaha menyembunyikan beberapa buku nyanyian ibadat, seorang petugas "membentaknya dan mengatakan kalian semua pembohong. Umat Kristen tidak boleh sembunyikan barang apapun," ungkap seorang saksimata. Menjelang petang, ketika suhu udara merosot sampai di bawah nol, pihak berwenang memangkas saluran pemanas gereja. "[Kami] nyaris membeku karena sangat dingin malam hari," urai seorang anggota keluarga yang bertahan dalam bangunan itu. Petugas memberitahu jemaat, "[Kami] akan datang setiap Minggu mengganggu setiap kali ada ibadat gereja, sampai kalian semua menyerah dan menghentikan aktivitas kalian...Kami sebagai negara tidak bisa mengatur kalian. Kalian perlu menyesuaikan diri dengan undang-undang kita." Seperti terjadi di banyak negara mayoritas Muslim lainnya, persyaratan hukum yang sulit menyebabkan nyaris mustahil untuk mendaftarkan gereja-gereja di Uzbekistan.
Libanon: Petugas keamanan berhasil menggagalkan sebuah gerombolan ISIS yang menyasar umat Kristen berikut tempat ibadat mereka. Para petugas itu tergabung dalam operasi penjagaan polisi yang berlangsung selama 10 bulan yang bersandikan, "Lethal Cheese" (Keju Berbahaya). Ketika bertugas, mereka menemukan bahan peledak disembunyikan dalam keranjang-keranjang keju yang diselundupkan dari Suriah. Walau Libanon dulunya satu-satunya negara mayoritas Kristen Arab, umat Kristen kini hanya berjumlah sekitar 36% populasi. Yang paling akhir, jumlah mereka cepat sekali merosot akibat mengalir masuknya banyak pengungsi Muslim dari Suriah. Pada tahun 2016, delapan pelaku bom bunuh diri ISIS meledakkan diri. Dua peledakan berlangsung di depan sebuah gereja di Al Qaa, sebuah kota mayoritas Kristen di perbatasan Libanon dengan Suriah.
Serangan atas Umat Kristen "Penoda Agama"
Pakistan: Pada tanggal 13 Desember lalu sebuah pengadilan menjatuhkan hukuman mati atas dua bersaudara. Keduanya diduga mempostingkan bahan yang menodai agama dalam sebuah website, pada 2011 lalu. Kedua saudara itu, Qaisar and Amoon Ayub, pertama kali berhadapan dengan masalah ketika bahan yang menghina itu muncul dalam sebuah website hak citanya dimiliki oleh Qaisar. Dia memberikan kesaksian bahwa dia sudah menutup situsnya tahun 2009. Tetapi seorang temannya yang Muslim mengaktifkannya kembali dengan tetap mempertahankan nama Qaisar sebagai pemilik hak ciptanya. Bagaimanapun juga, kaum Muslim melakukan kerusuhan menuntut nyawa umat Kristen. Aksi itu mendorong kedua saudara melarikan diri ke Thailand. Mereka ditangkap setelah kembali ke Pakistan tahun 2015. "[Karena] ancaman kaum garis keras, pengadilan rendah meneruskan tanggung jawab mereka kepada pengadilan yang lebih tinggi sehingga butuh waktu bertahun-tahun untuk membuktikan bahwa tertuduh tidak bersalah," urai seorang aktivis hak asasi manusia, Nasir Saeed. "Kami sudah lihat ini dalam kasus baru-baru ini berkaitan dengan Asia Bibi."
Mesir: Tanggal 22 Desember. Upaya banding memperkuat hukuman tiga tahun penjara atas seorang laki-laki Kristen karena menodai Agama Islam. Abdul Adel Bebawy ditangkap 6 bulan sebelumnya, pada Juli lalu setelah dia mempertautkan sebuah artikel yang membandingkan Nabi Muhamad dengan Yesus dalam laman Facebook. Keesokan harinya, sejumlah kaum Muslim pun melakukan kerusuhan di Minbal, tempat dia berdiam. Mereka menyerang rumah-rumah umat Kristen serta berusaha menyerang gereja desa. Ketika jendela-jendela dipecahkan, beberapa umat Kristen menderita luka akibat pecahan kaca. Seorang pemukim rmengenang insiden itu sebagai berikut:
"Orang-orang Muslim ekstremis di desa kami dan desa-desa sekitar menghasut warga desa Muslim melawan kami...Mereka mulai melemparkan batu dan bata ke rumah-rumah umat Kristen Koptik sambil meneriakkan Allahu akbar. Mereka juga teriakkan slogan-slogan melawan umat Koptik, seperti, 'Kami akan mengusirmu beserta imammu dari desa kami, oh orang kafir, O para penyembah salib, o orang-orang hina.'"
"Kami mengalami masa-masa hidup yang sangat mengerikan tatkala gerombolan massa menyerang rumah-rumah kami. Anak-anak kami berteriak menjerit," timpal yang lainnya. "Kami menghabiskan petang hari yang menyakitkan. Sebuah senja yang penuh teror," kenang seorang warga Kristen Minbal lainnya. Seorang pengacara yang terlibat dalam kasus Bebawy mengatakan, "Ini bukanlah hukuman yang berbasis hukum, tetapi itu dimaksudkan untuk menyenangkan hati publik!""Kami berpikir bahwa upaya banding akan berakhir dengan menetapkan Abdul bebas. Kami pikir siapa yang bakal memberi ganti-rugi kepada Abdul selama beberapa bulan dia dipenjara sampai dia mencapai masa banding. Siapa yang bakal memberi kompensasi kepada keluarganya, yang sudah melarikan diri dari desa karena anak-anaknya sudah pindah ke sekolah lain?" urai seorang kerabatnya, Mona. "Kini, setelah hukuman penjara [tiga tahun], tidak ada lagi keadilan yang bisa diharapkan." "Apa [lagi] yang diharapkan oleh undang-undang penodaan agama?" sambung Moheb, anggota keluarga lainnya. "Itulah undang-undang yang dimaksudkan, yang dibuat bagi umat Kristen sehingga siapapun dapat menuduh umat Kristen. Dan tidak peduli apapun buktinya dia tidak dinilai bersalah, dia tetap akan dipenjara."
Indonesia: Menurut berita, "tanggal 2 Desember, diperkirakan 100.000 umat Muslim berkumpul di Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Ibukota Indonesia. Berpakaian putih-putih, mereka membawa berbagai bendera Islam. Acara itu dimaksudkan untuk menandai ulang tahun kedua protes massal yang mengarah kepada kejatuhan sekaligus penangkapan Gubernur Jakarta yang Kristen, yang terkenal dengan nama Ahok. Dua tahun sebelumnya, [P]ada 2 Desember 2016, ribuan kaum Muslim garis keras berkumpul berpawai menuntut dia [supaya] ditangkap atas penodaan agama." "Dia ditangkap karena penodaan agama dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara setelah terbukti bersalah menghina Al-Qur'an." Ahok (kala itu) masih menjalani hukumannya.
Serangan atas Pemurtad Muslim yang Menganut Kristen
Uganda: "Selama 24 jam awal bulan ini, seorang [Muslim] yang beralih menganut Agama Kristen...kehilangan nyawa juga istri serta anak-anaknya. Itu terjadi karena tindakannya membuat sanak keluarga beserta kaum Muslim lainnya marah," tulis sebuah berita. Belakangan, pada tanggal 7 Desember, seorang pemimpin masjid "memimpin massa menuju kebun pisang milik Muhamud Gusolo dan merusaknya setelah ayah Gusulo melarangnya meninggalkan Islam demi Kristus. Menurut Muhamud, 28, sebulan sebelumnya,
"Ayah [pernah] bentrok. Dia menilai saya menjadi aib bagi keluarga setelah saya beralih kepada Kristus. Sayapun diusir dari komunitas. Sejak itu, tidak seorang dalam komunitas datang membantu saya. Secara terbuka ayah menolak mengakui saya sebagai anaknya. Komunitas pun secara terbuka mengancam saya. Mereka katakan, "Tidak ada upacara pemakaman untukmu, orang kafir"...Istri dan anak-anak saya berubah melawan saya...Saya sangat frustrasi tanpa keluarga. Setelah diasingkan dalam komunitas saya, saya meminta bantuan pemerintah. Tetapi justru tidak didengarkan sama sekali. Saya begitu jauh dari keluarga saya dan berdiam di sebuah lingkungan yang sepi di desa lain."
Dalam sebuah insiden terpisah di Uganda, mantan istri seorang Muslim dan ibu empat anak berusia antara lima dan sembilan tahun dipukul, dicekik dan diancam mati oleh suaminya yang Muslim karena memeluk Agama Kristen. Shakira Wanyenze namanya. Umurnya, 31 tahun. Dia beralih menjadi Kristen enam bulan sebelumnya dan sudah berhasil menyembunyikan iman barunya dari suaminya, Ismail. Namun, pada suatu malam, "Suamiku tiba di rumah sekitar jam 8 malam pada tanggal 30 November. Dia mendengar saya mengakhiri doa menggunakan nama Yesus," urainya. "Ketika dia menginterogasi saya supaya memberi alasan mengapa saya gunakan nama Yesus, saya tetap diam." Pagi keesokannya dia lanjutkan menanyai dia. Lagi-lagi dia diam saja. Karena itu, dia mulai memukulnya. Berulangkali, berturut-turut semakin keras pukulan tangannya. Ketika dia berteriak minta tolong, suaminya memukul tangannya dengan kayu. Jari-jarinya luka berdarah-darah. "Saya terjatuh. Dia mulai cekik saya. Untungnya, tetangga datang menyelamatkan saya dan membawa saya ke klinik di dewan kota Buyaga untuk dirawat. Saya dipulangkan setelah dua hari." Shakira segera tahu bahwa suaminya sudah membeli peti mati sebagai persiapan untuk membunuhnya. Dia dan anak-anaknya lalu berlindung di rumah seorang pendeta. Dalam berita terakhir, Ismail mengirim pesan ancaman kepada sang pendeta, seperti "Jika terus menyembunyikan istri saya di rumahmu, maka ketahuilah bahwa sebentar lagi saya akan datang memenggal kepalamu."
Kebencian Umum terhadap Umat Kristen
Arab Saudi: Teman dekat sekaligus sekutu Amerika ini gagal memenuhi janjinya untuk menghilangkan isi buku yang ekstrem dari kurikulum sekolahnya pada tahun ajaran 2018-19. Isi buku itu mempromosikan permusuhan dan kekerasan terhadap, minoritas agama. Menurut sebuah berita yang terbit 1 Desember lalu;
Sebelumnya Arab Saudi pernah berjanji hendak menghapuskan semua isi yang menghasut dari buku pelajarannya sesudah tahun 2008 lalu. Pihak pemerintah pun terus menerus dengan tanpa bukti mengatakan bahwa isu ini sudah lama diselesaikan. Bagaimanapun, berita lain mengatakan sebaliknya. Dalam sebuah kajian yang dikeluarkan Maret lalu, Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional (U.S. Commission on International Religious Freedom) mengatakan, bahwa kurikulum negeri itu berisi bahan-bahan ajar yang menghasut yang diperhitungkan sudah dibuang. Contoh-contoh bahan-bahan ajar itu termasuk merendahkan kaum non-Muslim dan sebaliknya mendorong aksi jihad terhadap mereka. Mengeksekusi mati orang-orang murtad ditulis dan anak-anak didorong untuk tidak bergaul dengan kaum non-Muslim. Arab Saudi bukan saja terus menggunakan buku pelajaran itu di dalam negeri, tetapi juga mengekspornya ke bagian lain Timur Tengah.
Irak: Seorang pemimpin Kristen meminta Kementerian Pendidikan negeri itu untuk meninjau kembali pernyataan-pernyataan dalam kurikulum sekolah yang berkontribusi pada lahirnya rasa permusuhan terhadap kaum minoritas non-Muslim. Sebuah buku paket kelas lima misalnya, mengajarkan bahwa wanita yang tidak berkerudung itu menjijikkan. Padahal, kerudung dipakai oleh hampir semua wanita Irak, termasuk wanita Kristen. Sebuah berita terpisah yang muncul pada 9 Desember menemukan bahwa orang Kristen terus dianiaya dan didiskriminasi. Kenyataan itu terjadi satu tahun sejak mantan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan menang atas Negara Islam. Majid, warga Kristen setempat, mengatakan, "Saya pikir sebelum merayakan ulang tahun kekalahan ISIS, kita harus kembali kepada sejarah kita. Kita tidak pernah mengalami situasi stabil selama enam dekade terakhir ... ISIS itu sesuatu yang mungkin."
Indonesia: Warga Muslim setempat memotong ujung salib sebuah makam Kristen sehingga tidak lagi menyerupai salib. Mereka juga melarang para pelayat berkumpul dan berdoa di rumah lelaki yang meninggal itu. Meski media sosial meributkannya, umat Kristen setempat mengaku mereka baik-baik saja dengan kejadian itu. Dari 150 keluarga di desa itu, ada tiga keluarga Kristen dan 147 keluarga Muslim. "Tidak ada dendam antara keluarga dan tetangga," kata Hans Supatman, seorang aktivis dialog agama. "Semuanya baik-baik saja. Upacara pemakaman pun berlangsung khidmat." Kuburan "gempar terjadi di media sosial dan di luar desa," katanya. "Semuanya baik-baik saja di sini dan semua orang senang."
Kebencian yang terjadi pada masa Natal
Irak: Otoritas Sunni tertinggi dan mufti agung negeri itu, Sheikh Abdul Mahdi al-Sumaidaie, mengeluarkan fatwa menentang Natal. Dikatakannya, haram hukumnya bagi umat Islam untuk ikut dalam perayaan "salib" atau mengakui hari libur Kristen sekalipun. "Ambil bagian dalam perayaan Tahun Baru atau memberikan ucapan selamat kepada orang-orang Kristen selama Natal itu tidak bisa diterima." Ia mengumumkan fatwanya saat salat Jumat di sebuah masjid di pusat kota Baghdad. Karena dengan demikian, katanya, "itu berarti kalian percaya pada doktrin mereka."
Indonesia: Pihak berwenang menangkap dua teroris Islam yang berencana membunuh umat Kristen selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Keduanya adalah anggota organisasi yang terkait dengan Negara Islam, Jamah Ansyarut Daulah. Organisasi itu " melancarkan beberapa serangan teroris. Beberapa serangan menargetkan orang Kristen sehingga merenggut puluhan nyawa," dalam beberapa tahun terakhir, tulis berita itu. "Keduanya berasal dari satu jaringan teroris. Sekarang kami sedang menyelidiki pergerakan jaringan ini di Jawa," seorang jurubicara kepolisian menambahkan. "Mudah-mudahan, [kita] dapat mengungkapkan jaringan sehingga suasana perayaan Natal dan Tahun Baru akan kondusif."
Pada hari-hari menjelang Natal, pasukan keamanan menangkap sekitar 20 orang lebih calon teroris. Menurut berita:
Penahanan ini dilakukan sebagai langkah pencegahan berdasarkan revisi UU Anti-terorisme yang disahkan Mei lalu. Tindakan itu diambil setelah pengikut Negara Islam menyerang gereja-gereja dan polisi dengan bom bunuh diri. Akibatnya, lebih dari 30 orang meninggal di kota Surabaya .... Islam yang diradikalisasi sedang bertumbuh kembang di dalam negari itu. Sejumlah orang Indonesia melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam. Serangan terhadap gereja-gereja di ibukota negara, Jakarta, dan tempat lain pada Malam Natal tahun 2000, merenggut nyawa hampir 20 orang. Sejak itu, pihak berwenang meningkatkan keamanan di gereja-gereja dan tempat-tempat wisata selama musim liburan.
Iran: Jumlah penangkapan atas umat Kristen umumnya meningkat menjelang Natal. Biasanya berawal pada bulan November sampai memasuki minggu Natal. Namun, tahun 2018 saja, lebih dari 150 umat Kristen ditangkap. Aksi itu dilakukan bersamaan dengan aksi Republik Islam yang berupaya menghalangi minat umat Kristen merayakan Natal melalui intimidasi. Beberapa orang, termasuk dua suster yang ditahan, dipukuli secara brutal. "Situasi saat ini digambarkan beberapa orang sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata jurubicara kelompok hak asasi manusia, Middle East Concern.
"Ada sejumlah besar penangkapan dan penahanan .... Baru-baru ini tampaknya ada kampanye yang terkoordinasi yang sudah diputuskan untuk memusnahkan komunitas Kristen dengan cara menyebarluaskan ketakutan dan intimidasi .... Tidak diragukan lagi bahwa iman Kristen dari orang-orang inilah yang menjadi alasan di balik penangkapan dan penahanan mereka. "
Pakistan: Seperti di negara-negara Muslim lainnya (seperti di Indonesia seperti dikisahkan di atas), keamanan gereja sering ditingkatkan selama Natal dan Paskah. Namun, akibat kemarahan yang meluas setelah pembebasan Asia Bibi diumumkan, keamanan gereja menjelang Natal tahun ini ditingkatkan dua kali lipat. Asia Bibi sendiri adalah seorang wanita Kristen yang hampir selama satu dekade menunggu waktu eksekusi mati karena dituduh "menghujat" Nabi Muhammad. Terkait peningkatan keamanan gereja, menurut berita:
Sebelumnya, gereja-gereja menjadi sasaran para pelaku bom bunuh diri. Tahun ini, polisi melatih ratusan sukarelawan Kristen sebagai upaya supaya bisa melihat musim Natal kali ini berlangsung damai. Lebih dari 1.500 polisi dikerahkan di seluruh Islamabad dan Rawalpindi untuk melindungi pengunjung gereja selama Natal ... Kamera CCTV juga dipasang pada titik-titik masuk gereja. Pembatasan parkir pun diberlakukan untuk menjaga mobil setidaknya 100 meter dari bangunan gereja. Di Abbottabad, sebuah distrik di timur laut Islamabad, dengan bantuana anjing pelacak dan unit pembuangan bom, polisi menyisir banyak gereja menjelang Perayaan Natal. Umat Kristen takut ada serangan balasan sejak Bibi dibebaskan dari tuduhan penistaan agama, yang membuatnya menerima hukuman mati. Dia dibebaskan dari penjara November lalu tetapi segera dipaksa bersembunyi karena para ekstremis Muslim memburunya. "
United Kingdom: Pemerintah Inggris memutuskan mendeportasi seorang pria Kristen kembali ke Pakistan, tempat dia sebelumnya dipukul dan diancam dibunuh, "kendati Inggris menjadi tuan rumah bagi para pembajak, ekstremis dan pemerkosa [Muslim]," itulah berita yang bisa dikutip dari berita utama sebuah suratkabar negeri itu. Asher Samson, 41, "pertama tiba di Inggris tahun 2004 untuk mengikuti pendidikan teologinya untuk menjadi pastor. Belakangan dia mengajukan permohonan suaka setelah mendapat ancaman dari para ekstrimis Islam selama dia berlibur ke rumahnya di Pakistan," urai berita itu. "Permohonan suaka-nya ditolak awal tahun ini. Samson pun sekarang ditahan di Pusat Penahanan Morton Hall di Lincoln di mana ia diberitahu bahwa ia akan dideportasi.
"Mereka katakan sudah pesan tiket pesawat untuk saya. Tapi saya menolak pergi," kata Samson. "Mereka katakan lain kali mereka akan membawa saya dengan paksa." Dia menimpali mereka dengan mengatakan, dia "tidak punya siapa-siapa dan tidak akan ke mana-mana" di Pakistan. "Jika mereka kirim saya kembali ke sana, hidup saya akan benar-benar dalam bahaya. Saya sangat takut.... Orang-orang tahu siapa saya. Mereka tahu saya orang Kristen dan mereka sudah melihat saya di media sosial." Pendeta Lorraine Shorten, yang selama 10 memimpin gereja tempat Samson aktif juga membenarkan. Katanya, Samson "benar-benar anggota komunitas yang diperhitungkan". Sangat memalukan. Kita negara Kristen namun tidak dapat membantu mereka [Samson dan saudaranya]. Sangatlah menakutkan mengirimnya kembali ke sana ketika situasi orang-orang Kristen Pakistan seperti itu."***
Raymond Ibrahim adalah pengarang buku baru, Sword and Scimitar, Fourteen Centuries of War between Islam and the West (Pedang dan Badik, Empat Abad Perang antara Islam dan Barat) ,adalah Mitra Senior pada Gatestone Institute Middle East Forum.
Tentang Seri Ini
Memang tidak semua, atau bahkan tidak bisa dikatakan sebagian besar, kaum Muslim terlibat namun penganiayaan terhadap umat Kristen terus meningkat. Seri "Kaum Muslim Menganiaya Umat Kristen" dikembangkan untuk mengumpukan berbagai contoh aksi penganiayaan yang mengemuka setiap bulan walaupun tentu saja tidak semua.
Seri ini mendokumentasikan berita-berita yang tidak berhasil dilaporkan oleh media-media arus utama. Ia pun memperlihatkan bahwa penganiayaan tidaklah dilakukan secara acak tetapi sistematis dan terjadi dalam semua bahasa, etnis dan lokasi.