Kota Berlin, 17 Mei 2018 petang. Dua pria mengenakan topi ala Yahudi diserang oleh tiga laki-laki berbahasa Arab yang berulang-ulang memaki mengutuk mereka. Juga menyebut mereka orang Yahudi dalam Bahasa Arab. Salah seorang laki-laki Arab itu memukul salah seorang pemakai topi dengan ikat pinggangnya. Korbannya adalah Adam Armoush. Serangan itu pun terekam. Dan video-nya luas disaksikan orang.
Ironisnya, Adam bukan orang Yahudi. Dia orang Arab Israel. Topi ala Yahudi dia kenakan untuk mengetes apakah memang tidak aman memperlihatkan diri sebagai seorang Yahudi di Berlin. Dia memang skeptis; ingin tahu. Dan kini dia perlu berpikir ulang soal itu.
Salah seorang penyerang, adalah seorang pengungsi berumur 19 tahun. Ia mengaku dia berasal dari Suriah. Belakangan, dia menyerahkan diri kepada polisi.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengaku sedih ketika menanggapi serangan itu. Menyedihkan, lanjutnya, bahwa antisemitisme tidak berhasil dihancurkan selama-lamanya di Jerman. Di sana, nyatanya, lebih dari 1,000 insiden antisemitis di Berlin tahun silam saja. Merkel memperlihatkan bahwa selain sejumlah antisemitisme Jerman tradisional yang masih bercokol di negeri itu, "Kita saksikan gejala baru dari pengungsi atau orang-orang keturunan Arab yang membawa masuk anti-Semitisme bentuk lain ke dalam negeri."
Komisioner Anti-semitisme Jerman yang pertama, Felix Klein, perlihatkan bahwa "Sudah kami amati bahwa kaum Salafi dan eksremis Islamis berupaya mendekati para pengungsi di Jerman kemudian mencoba menghasut lahirnya sikap anti-Semitisme yang penuh kebencian di kalangan para pengungsi." Kaum Muslim berbahasa Arab termasuk orang Iran, Pakistan, Afghanistan, Muslim Afrika serta orang-orang berbahasa Turki dari Turki serta Asia Tengah sangat rawan terhadap pengaruh-pengaruh seperti ini.
Ada banyak serangan terhadap masyarakat Yahudi.[1] di seluruh penjuru Eropa selama dekade silam.
Anti-semitisme Kristen biasanya berbasiskan (keyakinan) bahwa orang Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Mesias, Juga keyakinan bahwa orang Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus. Sedikit sekali pertimbangan diberi kepada fakta bahwa Allah yang Esa serta Mesias itu merupakan pemikiran Yahudi. Juga bahwa Sepuluh Perintah Allah diberikan kepada orang Yahudi. Atau bahwa Yesus beserta para RasulNya sendiri adalah orang-orang Yahudi Ortodoks. Antisemitisme Kristem kerapkali berkobar dalam diam, seperti saat Pasukan Salib Eropa Barat membantai orang Yahudi di berbagai kota yang mereka lewati dalam perjalanan menuju Tanah Suci, tempat mereka juga membantai orang-orang Yahudi. Seperti berbagai serangan pembunuhan massal yang teratur terjadi di Eropa Timur, semua itu dijadikan gambaran yang bagus tentang Paskah. Kemudian, ada pengusiran orang Yahudi dari Inggris, Spanyol, Austria, Hongaria, Jerman di antara 109 tempat di Eropa yang paling banyak mengusir mereka. Selain itu terjadi penyiksaan serta eksekusi mati terhadap orang Yahudi yang beralih agama selama masa Inkwisi Suci di Spanyol. Beruntunglah, akhir-akhir ini, banyak gereja Kristen sudah membuat jarak dari sikap anti-semitisme semacam ini..
Sementara itu, anti-semitisme Islam muncul sebagai reaksi terhadap frustrasinya harapan penuh cinta Nabi Muhamad agar suku-suku Yahudi yang berdiam di Arab sudi menerimanya sebagai Nabi terakhir dari jalur nabi-nabi Yahudi. Nabi Muhamad memang mengambil banyak dari Yudaisme: seperti ide tentang Keesaan Allah, Nabi, sholat harian yang berulang-ulang, sunat, serta makanan-makanan yang dilarang. Ketika suku-suku Yahudi menolak menerima tawaran, bahwa dia Nabi terakhir, Nabi Muhamad pun memaklumkan perang atas mereka, mengesekusi mati semua laki-laki suku Yahudi serta membagi-bagikan wanita dan anak-anak mereka di antara para pengikutnya lalu mengusir keluar suku lainnya dari kawasan tradisional mereka.
Berbagai dokumen dasar Islam juga menggambarkan penolakan yang menyeluruh terhadap orang Yahudi serta "orang-orang tidak beriman" (disbelievers). Dalam hadits (ucapan dan tindakan Nabi Muhamad), ada ayat yang masih dikutip dalam Pasal 7 Piagam Hamas:
Dalam Sahih Muslim (2922), dikisahkan dari Hadits Abu Hurayrah bahwa Utusan Allah (S.A.W) pernah berfirman: "Waktunya tidak bakal dimulai hingga kaum Muslim memerangi kaum Yahudi. Kaum Muslim akan membunuh mereka, sampai ketika satu orang Yahudi bersembunyi di balik sebuah batu karang atau pohon pun, batu atau pohon itu akan mengatakan; Oh Kaum Muslim, Oh hamba Allah, ada satu orang Yahudi di belakang saya. Datanglah dan bunuhlah dia. Kecuali gharqad (sejenis pohon berduri yang tidak memberi tahu keberadaan orang Yahudi), karena itu adalah salah satu pepohonan (milik) orang Yahudi."
Dalam Al-Qur'an, surat-surat merujuk kepada orang Yahudi, termasuk semua orang yang tidak percaya kemudian merekomendasikan:
Lalu, bunuhlah mereka di manapun kalian kalahkan mereka lalu usirlah mereka dari manapun mereka sudah mengusir kalian keluar. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kalian memerangi mereka di al Masjid al-Haram, sampai mereka memerangi kalian di sana. Dan jika mereka memerangi kalian, maka bunuhlah mereka. Itulah balasan bagi orang-orang yang tidak percaya [Al-Qur'an 2: 191 – 193; terjemahan Sahih Internasional].
Islam lebih jauh mengklaim bahwa semua Nabi Yahudi ---Abraham, Iskak, Yakob dan Musa, dan semuanya ---adalah Muslim:
Abraham bukan orang Yahudi atau orang Kristen, tetapi orang yang cenderung kepada kebenaran, seorang Muslim [orang yang tunduk kepada Allah]. Dan dia juga bukan orang memuja banyak Allah (polities). [Al-Qur'an 3: 67; terjemahan Sahih Internasional].
Jesus dan Maria juga ditambahkan pada daftar para nabi Muslim ini. Antisemistisme Islam tercermin dalam kepustakaan suci teks-teks Islam yang sangat besar. Juga tercermin dalam sebagian besar insiden yang tidak terhitung jumlahnya dalam 1.400 tahun sejarah Islam.
Dapat ditawarkan di sini beberapa komentar pendek yang mendukung menggambarkan anti-semitisme Islam. Dalam Kitab Suci Islam, Al-Qur'an, diyakini oleh kaum Muslim, sebagai kata-kata langsung dari Allah, seperti pernyataan berikut ini:
Bukankah kalian sudah melihat orang-orang yang menerima sebagian dari Injil? Mereka membuat kesalahan. Mereka ingin menyesatkan kalian dari jalan. Tetapi Allah paling [tahu] siapa musuh-musuh kalian itu...Beberapa dari kalangan Yahudi menyimpangkan kata-kata dari artinya, lalu mengatakan "Kami mendengar tetapi tidak mematuhi,"...memutarbalikannya dengan lidah mereka kemudian mengumpat agama...Tetapi Allah sudah memulihkan mereka karena sikap tidak percaya mereka, sehingga mereka tidak percaya, kecuali, beberapa dari mereka. (Al-Qur'an 4: 44-46, abad ketujuh tahun masehi).
Filsuf kenamaan Yahudi, Maimonides, dalam bukunya Epistle to the Jews of Yemen (Surat Kepada Kaum Yahudi Yaman), pada tahun 1172, melaporkan bahwa:
Kaum Ismail [kaum Muslim]...menyiksa kami secara kejam. Mereka pun merancangkan cara-cara untuk merugikan serta untuk menghina kami...Tidak ada yang bisa disamakan dengan mereka dalam upaya mereka untuk menghina serta merendahkan kami...Kami dengar, tetapi tetap diam ...Terlepas dari semuanya ini, kami tidak dilepaskan dari kejamnya kejahatan mereka serta luapan-luapan [kejam] mereka kapan pun terjadi. Sebaliknya, semakin banyak kami menderita serta berusaha berdamai dengan mereka, semakin besar mereka memilih untuk bertindak dengan penuh permusuhan terhadap kami.
Menurut al-Maghili, seorang teolog kenamaan yang berdiam di Maroko pada akhir abad ke 15, "Cinta kepada Nabi mempersyaratkan ada kebencian terhadap orang-orang Yahudi." Dalam sebuah kotbahnya di Masjid Al-Haram, di Mekkah, sebuah tempat suci Islam yang terpenting, imam dan jurudakwah Arab Saudi Sheik Abdul Al-Rahman, Al-Sudayis mengklaim sebagai berikut:
Bacalah sejarah dan akan kalian pahami bahwa orang Yahudi masa lalu adalah nenek moyang orang Yahudi masa kini yang jahat, keturunan orang-orang jahat, orang kafir, orang-orang yang memutarbalikan firman [Allah], para penyembah lembu, para pembunuh nabi serta orang-orang yang menolak ramalan...sampah ras manusia yang dikutuk Allah yang berubah menjadi kera dan babi...Itulah orang-orang Yahudi, tipuan berlanjut yang terus saja terjadi, keras kepala, tidak mau menerima aturan, jahat serta suka korupsi.
Penganjur hak asasi manusia Amerika keturunan Somalia, Ayaan Hirsi Ali, menjelaskan pada (4 Mei 2006) apa yang diketahuinya sebagai seorang Muslim:
Saya punya satu pengakuan yang hendak saya buat. Jika anda Yahudi...Saya biasa membenci kalian. Saya membenci kalian karena saya pikir kalian bertanggung jawab atas perang [saudara Somalia] yang sekian lama merenggut ayah dari saya ...Ketika kami tidak punya air minum, saya pikir kalian mematikan kran...Jika ibu tidak ramah kepada saya, saya tahu kalian pasti berada di balik itu. Jika dan ketika saya gagal dalam ujian, saya yakini, itu kesalahan kalian. Kalian, sudah dari sananya jahat. Kalian punya kekuatan jahat dan kalian memanfaatkannya demi tujuan-tujuan jahat. Belajar untuk membenci kalian itu mudah. Justru tidak belajar itu malah yang sulit.
Buktinya begitu banyak sehingga sentiment-sentimen yang diungkapkan di sini oleh kaum Muslim terhadap orang-orang Yahudi itu, sayangnya, khas dalam dunia Islam.
Apakah anti-semitisme berkembang di Kanada? Kita tahu, orang Yahudi adalah kelompok agama yang paling disasar, dengan 221 kejahatan karena kebenciran antisemitis pada tahun 2016. Sementara itu, ada 139 kejahatan karena benci yang diarahkan kepada kaum Muslim. Dengan populasi Yahudi Muslim sebesar 329.500 orang dan populasi Muslim Kanada mencapai 1.053.945 orang, maka itu berarti terjadi satu kejahatan karena rasa benci anti-semitisme untuk setiap 1.491 orang Yahudi dan satu kejahatan karena benci kepada Muslim untuk 7.582 orang Muslim. Berdasarkan perhitungan perkapita, maka orang Yahudi itu adalah kelompok agama yang paling disasar.
Pengarang tentang kejahatan karena benci memang tidak banyak, tetapi sejumlah kasusnya sangat menonjol. Seorang muslim bernama Sleiman Elmerhebi, (misalnya) membakar Sekolah Dasar Yahudi United Talmud Torahs di Montreal. Dia kemudian dihukum dan dipenjarakan tetapi ibunya diberi masa percobaan sebagai kaki tangan pelaku kejahatan setelah fakta itu terungkap.
Kaum Muslim penyerang orang-orang Yahudi kerapkali memang memperlihatkan sikap low profile sehingga tidak ditangkap polisi. Namun, para tokoh agama dan politik mereka yang kenamaan, yang pekerjaannya adalah untuk berbicara, jelas-jelas berbicara tentang pandangan-pandangan mereka tentang orang Yahudi:
Nopember 2014, imam Pusat Studi Islam Andalous, di Kawasan St. Laurent, Montreal, Kanada, Wael al-Ghitawi menyerukan supaya orang-orang Yahudi mati. Seruan senada disampaikan oleh Sayed al-Ghitawi, seorang imam Timur Tengah yang tengah berkunjung negeri itu, Agustus 2014. Kotbah-kotbah keduanya menarik perhatian publik pada Februari 2017, ketika berbagai video Youtube seputar pembicaraan itu diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Mengetahui kenyataan itu, Februari 2017, dua kelompok Yahudi menyampaikan aduan atas kedua imam itu kepada Kepolisian Montreal. Bagaimanapun, jaksa penuntut Negara Bagian Quebec, memilih untuk tidak memproses kasus tersebut. Ia berdalih bahwa kasus itu sudah terlampau lama lewat.
Belakangan, yaitu pada Juli 2017, seorang hakim Quebec mengeluarkan perintah penangkapan atas seorang imam yang membuat sejumlah pernyataan anti-Semitis yang kejam di sebuah masjid Montreal lainnya, Desember 2016. Imam itu adalah Sheikh Muhamad bin Musa al Nasr. Dia warga Yordania keturunan Palestina yang sedang berkunjung ke Kanada. Dalam sebuah video, dia mengatakan bahwa Allah memerintahkan bahwa orang-orang Yahudi harus dibunuh oleh kaum Muslim "pada akhir zaman." Tampaknya, dia membasiskan pernyataannya pada hadits pembunuhan orang Yahudi yang sama (Kitab Sahih al-Bukhari, No, 56, Hadits No.791 ---Muflihun) yang dikutip oleh para imam Amerika Serikat. Setelah diinvestigasi oleh unit kejahatan karena kebencian oleh kepolisian Montreal, dia pun dituntut berdasarkan Pasal 319 (2) Hukum Pidana (Kanada) dengan tuduhan sengaja menyebarluaskan kebencian.
Kampus-kampus Kanada menjadi rumah organisasi Mahasiswa demi Keadilan di Palestina (Students for Justice in Palestine) serta Asosiasi Mahasiswa Muslim (Muslim Students Association). Organisasi-organisasi tersebut berkampanye melawan Israel, dalam acara-acara seperti "Israel Apartheid Week" (Pekan Apartheid Israel) yang mensponsori pemboikotan terhadap Israel serta mensponsori berbagai pembicara anti-Israel. Walau ada advokasi anti-Israel ini, banyak mahasiswa Timur Tengah dan Muslim mengaku tidak punya sikap anti-Semit. Sikap itu bahkan mereka katakan ketika mereka menolak 3.000 tahun sejarah kaum Yahudi di tanah kelahiran historis mereka. Tidaklah mengherankan bahwa sikap-sikap anonim mereka terhadap masyarakat Jahudi pun kerapkali meledak.
Sebagai contoh, postingan Facebook yang merayakan acara anti-Israel di University of Ontario Institute of Technology. Postingan itu menegaskan bahwa "Orang Yahudi itu binatang pengerat." Postingan media lain juga menasehati para mahasiswa Yahudi untuk "Kembali ke Palestina." Di Ryerson University di Toronto, pendidikan seputar Tragedi Holocaust ditentang dengan aksi walkout atau keluar dari panggung kegiatan.
Di McMaster University, berbagai insiden seputar mahasiswa penulis postingan anti-semit di media sosial sudah didokumentasikan. Nadera Masad, seorang mahasiswa anggota Solidarity for Palestinian Human Rights (Solidaritas bagi Hak Asasi Manusia Palestina---SPHR) misalnya, menulis twit, "Hitler seharusnya perintahkan untuk membasmi kalian semua."
September 2012, [Rawan] Qaddoura menulis twit "Saya sungguh tidak suka dengan orang Yahudi lol#sorrynotsorry." Qaddoura adalah mahasiswa ilmu politik yang mengambil ekonomi sebagai studi utamanya. Pada tahun 2016, dia mencoba peruntungannya dengan mencalonkan diri sebagai Ketua SPHR, namun tidak berhasil. Agustus 2013, dia menulis, "'@judeZAdude: Seluruh dunia dikendalikan oleh orang Yahudi Zionis dan sampai kalian memahaminya, hidup tidak pernah bakal masuk akal."
Qaddoura juga berulangkali memuji Hitler. Dalam sebuah twitnya tahun 2012, dia menulis, "Sejujurnya, saya dambakan, lahir ketika perang dunia kedua hanya untuk melihat sang jenius Hitler, bekerja."
Dia semakin menjadi-jadi memperlihatkan perasaannya pada Juni 2013. Ketika itu, dia menulis, "setiap kali saya membaca tentang Hitler, saya pun jatuh cinta berkali-kali (kepadanya)."
Juli 2015, Bengizi, seorang mahasiswa McMaster University memposting foto Hitler di Twitter dengan tulisan; "Satu-satunya Agama yang saya hormati adalah Islam. Satu-satunya nabi yang saya kagumi adalah Nabi Muhamad." Foto itu diberi judul dengan berbagai emoji hati---lalu ditambah dengan kutipan yang salah.
Setahun sebelumnya, dia menulis, "'@KMKurd: Di manakah Hitler ketika anda butuhkan satu tokoh? " Pada rangkaian twiter yang sama, dia menambahkan, "Hitler melakukan lebih daripada sekedar membunuh. Dia juga pemimpin nan agung sekaligus contoh peran bagi banyak orang..."
Kekaguman Bengizi terhadap Hilter kadangkala diikuti twit yang secara eksplisit antagonistis terhadap orang Yahudi. Twit yang dia tulis Mei 2014 berbunyi, "saya sebetulnya berniat menguasai dunia dan melepaskan diri dari orang-orang yang tidak punya akal sehat yang mendasar atau jika anda Yahudi#QueenE. Bengizi belakangan dalam rangkaian twit yang sama, memuja Hitler sebagai "orang yang begitu cerdas."
Bagaimanapun, jangan cemas soal kebencian terhadap orang Yahudi di McMaster University. Pengelola McMaster University menjadi contoh kasus ini. Komisi "Equity and Inclusion" (Persamaan Derajat dan Inklusi) lembaga pendidikan itu justru mempromosikan kampanye anti-Islamofobia. Caranya, dengan berupaya mencari contoh-contoh permusuhan terhadap kaum Muslim yang mungkin ada, kemudian secara luas mempublikasikannya.
Di Universitas McMaster, Kanada, sejumlah insiden penulisan anti-semit dalam postingan media sosial sudah didokumentasikan. (Sumber foto: Mathew Ingram/Wikimedia Commons) |
Tidak diragukan lagi, ada Muslim Kanada yang tidak punya pandangan antisemit seperti dikutip di atas. Juga ada pihak-pihak lain yang punya prasangka yang lebih sejuk. Tetapi, pandangan anti-semit yang kuat agaknya lazim terjadi di komunitas Muslim Kanada, seperti dalam komunitas Muslim internasional.
Persoalannya, ketika antisemitisme menjadi bagian utuh dari Islam ortodoks, lalu bagaimana bisa ia terjadi sebaliknya?
Antisemitisme Islam memunculkan pesoalan-persoalan serius seputar banyaknya dukungan tak bernalar terhadap multikulturalisme dan imigrasi perbatasan negara yang terbuka lebar yang dielu-elukan sejumlah partai politik serta anggota media Kanada. Mari kita jujur saja: seperti semuanya jelas dari pengalaman Eropa akhir-akhir ini, mengimpor sejumlah besar Muslim berarti mengimpor antisemitisme Islam. Kejahatan karena benci terhadap orang Yahudi Kanada sudah ada dan semakin meningkat. Apakah itu memang kebijakan Pemerintah Kanada untuk mendorong semakin meningkatnya kejahatan karena kebencian anti-semit?
Philip Carl Salzman adalah Profesor Antropologi MacGillUniversity, mitra senior pada Frontier Centre for Public Policy, dan mitra pada Middle East Forum.
[1] Di Prancis, sebuah gang para imigran orang Afrika dan Afrika Utara di bawah pimpinan Youssouf Fofana menyandera kemudian menyiksa dengan kejam lalu meninggalkan begitu saja saja Ilan Halimi. Padahal, 80% tubuh korban rusak karena dibakar api sehingga meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Seorang laki-laki Islamis bersenjata Mohammed Merah, membunuh tiga anak kecil beserta seorang guru mereka di sekolah Yahudi di Toulouse. Selain itu, empat orang Yahudi dibunuh di Hyper Casher, sebuah toko makanan Yahudi oleh seorang imigran Muslim Tunisia, dalam sebuah serangan yang jelas-jelas anti-Semitis. Dr. Sarah Halimi, adalah seorang wanita Yahudi berusia 65 tahun, pensiunan dokter, yang disiksa oleh seorang tetangga Muslimnya, sambil meneriakan Allahuakbar kemudian dilemparkan keluar dari jendela lantar tiga apartemennya sehingga membuat wanita malang itu tewas. Pihak berwenang yang enggan akhirnya mengakui ada motif anti-semitis dalam pembunuhan tersebut. Mirelle Knoll, seorang penyintas Holocaust berusia 85 tahun, ditikam kemudian dibakar oleh tetangga Muslimnya, kenalannya, yang berhubungan baik dengannya, sejak sang pembunuh masih anak-anak.