Sebuah surat yang bocor memperlihatkan bahwa Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid sepakat menyerahkan bukti seputar dua pejihad Inggris kepada pihak berwenang Amerika untuk diadili di pengadilan federal, tetapi tidak ada jaminan bahwa hukuman mati tidak digunakan dalam kasus ini. (Foto oleh Jack Taylor/Getty Images) |
1 Oktober. Orang-orang yang disebut sebagai dukun sunat (cutters) diterbangkan ke Inggris untuk menyunat para gadis muda (female-genital mutilation---FGM), demikian dikatakan Harian The Independent. Komunitas yang mempraktekkan sunat perempuan sudah membahas bersama persoalan itu. Dikatakan, "Anak gadisku perlu disunat' sehingga membayar dukun sunat untuk datang ke Inggris supaya bisa menyunat para gadis di sini," urai Hoda Ali, seorang aktivis FGM yang bekerja di West London. Ditambahkannya: "Kenyataannya, kita perlu buka mata. Tidak perlu kita berpikir hanya soal negara-negara yang jauh, karena sekarang, kita punya gadis-gadis yang berusia akhir atau bahkan awal 20-an tahun yang disunat di negeri ini. Mereka gadis Inggris, yang terlahir di sini dan disunat di sini."
2 Oktober. Para wanita dan gadis yang dipaksa menikah oleh keluarga mereka bakal diijinkan memberikan kesaksian secara rahasia. Dengan demikian, mereka bisa menolak visa diberikan kepada pasangan asing mereka tanpa takut dengan akibatnya. Upaya itu dilakukan berdasarkan perubahan undang-undang yang diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid. Perubahan terjadi dua bulan setelah Harian The Times mengungkapkan bahwa Kantor Menteri Dalam Negeri mengeluarkan visa bagi para pelaku kekejaman dalam berbagai kasus perkawinan paksa.
3 Oktober. Zakaria Mohamad, 21, seorang penjual narkoba dari Aston, Birmingham, dijatuhi hukuman penjara 14 tahun setelah mengaku dituduh karena perbudakan modern. Mohamad merawat para korbannya --- seorang gadis berusia 14 tahun dan remaja laki-laki yang lari rumah berusia 15 tahun --- sebelum menjadikan mereka penjual narkoba kelas A dari flat-flat kotor, seratus mil jauhnya dari rumah mereka. Para remaja itu dikirimkannya dari Birmingham ke Lincoln untuk bekerja sebagai "kuda pekerja yang bisa dihabisi kapan pun" di sarang-sarang narkoba. Mereka ditemukan polisi di sebuah apartemen penuh narkoba di Lincoln. Harian The Telegraph melaporkan inilah pertama kalinya dalam sejarah hukum Inggris, seorang pengedar narkoba dijatuhi hukuman karena melanggar UU Perbudakan Modern dengan memperdagangkan anak-anak.
4 Oktober. Rahman Ullah, 38, seorang ayah dua anak dari Croydon, dijatuhi hukuman hingga 14 bulan penjara. Ia dihukum karena memukul istrinya yang dianggapnya orang asing kemudian membuat video pemukulan untuk dikirim kepada keluarganya di Pakistan. Dengan pisau, Ullah membuat gerakan menikam istrinya sambil menyombongkan diri kepada keluarganya. "Saya mau bunuh dia hari ini." Ullah awalnya memberitahu polisi bahwa isterinya yang justru menyerang dia.
5 Oktober. Sepuluh bayi perempuan, semuanya berumur kurang dari satu tahun menjalani sunat di Birmingham antara April dan Juni 2018, demikian menurut Harian Birmingham Mail, yang mengutip pernyataan seorang pejabat statistik. Datanya juga mengungkapkan bahwa 15 anak berusia antara satu dan empat tahun dilaporkan menjadi korban sunat. Secara keseluruhan, ada 140 kasus baru sunat perempuan di kota selama tiga bulan. Sebagian besar korban berusia antara lima dan sembilan tahun.
6 Oktober. Sebuah laporan untuk Komisi Persamaan Derajat dan Hak Asasi Manusia (Equality and Human Rights Commission---EHRC) menemukan bahwa sepertiga warga Inggris (33%) yang disurvei meyakini bahwa upaya untuk memberikan peluang yang sama kepada imigran Muslim sudah bergerak "terlalu jauh." Laporan tersebut, yang merupakan"barometer" pengujian pendapat umum tahunan juga menemukan bahwa 22% warga Inggris punya pandangan negatif terhadap umat Muslim.
7 Oktober. Ketua Karma Nirvana yang tengah mengundurkan dari jabatannya melancarkan serangan pedas terhadap gagalnya pemerintah menangani perkawinan paksa. Karma Nirvana merupakan badan amal pendukung korban kekerasan berbasiskan kehormatan. Dikatakannya, dia merasa, "kecewa oleh tidak adanya kepemimpinan" sehingga memperingatkan bahwa akibatnya, semakin banyak anak lagi bakal menderita. Jasvinder Sanghera,yang mengumumkan bahwa dia tengah melepaskan jabatannya sebagai Ketua Karma Nirvana setelah 25 tahun bekerja, mengaku mengalami kesulitan bekerja dengan pemerintah untuk menyelesaikan isu-isu tersebut sehingga seperti "mendorong batu karang ke puncak bukit. Ditambahkannya:
"Pemerintah belum banyak berusaha untuk meningkatkan kesadaran (masyarakat) dan membiarkan isu sehingga tetap menjadi persoalan besar. Akibatnya, para professional pun melihat perkawinan paksa sebagai isu budaya ketimbang sebagai suatu kejahatan. Banyak pihak bahkan tidak sadar bahwa ada undang-undang (law) tentang masalah itu."
8 Oktober . Sebuah surat yang bocor memperlihatkan bahwa Menteri Dalam Negeri Sajid Jiavid sepakat untuk menyerahkan bukti tentang dua pejihad Inggris kepada pihak berwenang Amerika untuk diajukan ke pengadilan federal, tetapi tanpa jaminan bahwa hukuman mati tidak bakal digunakan dalam kasus ini. El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey, diduga adalah anggota sel pejihad berjulukan, "The ISIS Beatles" yang memenggal kepala sejumlah tawanan di Suriah, menjadi topik perdebatan hukum antara Inggris dan Amerika sejak keduanya ditangkap Januari 2018. Edward Fitzgerald QC, seorang pengacara untuk ibu tertuduh Elsheik dalam sebuah sidang di Pengadilan Administratif London berdalih bahwa Javid salah menyebabkan para tertuduh berisiko mendapat "hukuman yang tidak manusiawi." Para penasehat hukum Javid membantah bahwa tidak ada larangan untuk memberikan bantuan hukum kepada negara lain yang mungkin berdampak pada pemprosesan hukum yang mengarah kepada hukuman mati. "Kelompok ini [The ISIS Beatles] berhubungan dengan beberapa serangan mengerikan yang dilakukan terhadap masyarakat sipil Suriah selama konflik," urai James Eadie QC kepada pengadilan. "Pemenggalan kepala ini secara global jahat, dan semuanya kecuali satu pemenggalan kepala yang difilmkan kemudian dipostingkan di internet."
9 Oktober. Para guru harus memperhatikan para gadis yang kesulitan berjalan, duduk dan berdiri atau yang meminta ijin untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga (physical education), demikian menurut sebuah pedoman baru tentang apa yang dilakukan ketika melihat tanda-tanda sunat perempuan (female genital mutilation ---FGM). Sekolah harus juga memperhatikan para gadis yang absen berkepanjangan dari sekolah, memperhatikan perubahan perilaku setelah para gadis itu absen. Atau memperhatikan para gadis yang berbicara tentang berlibur ke negara asal mereka atau negara lain di mana praktek sunat perempuan umum terjadi. Indikator-indikatornya diterbitkan oleh Islington Council dan Manor Gardens Welfare Trust, sebagai bagian dari alat penilaian risiko yang bertujuan membantu guru mengidentifikasi serta mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkan oleh sunat perempuan. Buku kerja setebal 12 halaman itu menjelaskan kepada guru tanda-tanda bahwa seorang anak mungkin berisiko, bahwa sunat perempuan mungkin saja sudah terjadi dan apa saja yang harus dilakukan oleh para pendidik jika situasi seperti itu terjadi.
10 Oktober. Angkatan Bersenjata (AB) Inggris mulai melakukan penyelidikan setelah seorang aktivis anti-Islamisasi yang terkenal sebagai Tommy Robinson mempostingkan sebuah foto dirinya bersama sekelompok tentara muda belia. Foto itu tampaknya diambil dari tempat perhentian untuk istirahat di jalan tol. Robinson menjelaskan kelompok itu sebagai "rekrutan muda." Robinson menulis di Facebook-nya, "Momen seperti ini membuat semuanya bermanfaat. Hari ini saya bertemu dengan pahlawan-pahlawan Inggris yang sejati." Seorang Jurubicara Wanita Angkatan Bersenjata Inggris mengatakan, "Ideologi ekstrim kanan benar-benar bertentangan dengan nilai dan etos pasukan bersenjata. Pasukan bersenjata punya langkah-langkah pasti yang dijalankan untuk memastikan pihak-pihak yang memperlihatkan pandangan ekstremis, tidak ditoleransi atau diijinkan untuk berperan." Robinson sebaliknya mengatakan dia kebetulan bertemu dengan tentara dan mereka tidak boleh dibiarkan "berkeliaran di luar hingga kering" karena berfoto bersamanya.
11 Oktober. Tokoh Eceran Marks & Spencer (M&S) memantik perdebatan setelah memasukkan hijab dalam bagian seragam sekolah toko tersebut. Halaman media sosial perusahaan itu dibanjiri oleh pesan marah dan ketidakpuasan puluhan pelanggan. Mereka mengatakan, tidak akan menggunakan toko itu lagi sampai kerudung kepala berwarna hitam itu dipindahkan dari tempat persedian barang. Pendiri Yayasan Quilliam, Maajid Nawaz, mengatakan M&S telah kembali kepada "mediavalisme" (baca: abad pertengahan) dengan memasukan hijab ukuran anak-anak dalam kategori pakaian sekolah.
13 Oktober. Seorang warga Somalia berusia 29 tahun, yang dihentikan deportasinya dari Inggris setelah para penumpang pesawat memprotes menuntut supaya dia dibebaskan, terungkap sebagai gang pemerkosa yang dituduh dideportasi karena kejahatannya. Petugas penggiring Yaqub Ahmad memasuki pesawat dari Bandara Heathrow menuju Turki, 9 Oktober lalu dipaksa meninggalkan deportasinya ketika puluhan orang yang sedang berlibur yang kasihan kepadanya marah lalu campur tangan dalam kasus itu segera setelah pesawat tinggal landas. Pada satu tahap, seorang pelancong mengeluh, "Mereka pisahkan dia dari keluarganya." Sementara itu, para pelancong lain bernyanyi-nyanyi, "turunkan dia dari pesawat." Belakangan terungkap bahwa Ahmad dan tiga orang muda lainnya pernah beramai-ramai memperkosa seorang gadis 16 tahun di Leicester Square, London, Agustus 2007 silam. Ahmad hanya menjalani setengah tahun dari 9 tahun hukuman penjaranya. Ketika sebuah video protes itu diterbitkan oleh MailOnline, ratusan pembaca pun marah. Satu orang menulis, "Polisi seharusnya dipanggil. Semua penumpang yang campur tangan dalam persoalan itu seharusnya ditangkap dan diturunkan dari pesawat." Pembaca lain menulis, "Sekarang, biayanya lebih besar lagi untuk menerbangkan orang itu dengan pesawat carter. Campur tangan bodoh yang sempurna, cari masalah sendiri, orang-orang idiot yang bergaya bertindak baik."
14 Oktober. Belal Ahmed, 24 dan Mizad Miah, 24, kedua-duanya sama-sama dari Tower Hamlets, dijatuhi hukuman bersama-sama selama 24 tahun penjara. Keduanya terbukti bersalah karena membubuhi MDMA (ekstasi) ke dalam minuman seorang wanita muda berumur 21 tahun kemudian memperkosanya setelah dia tidak sadarkan diri. Setelah usai, keduanya membuang wanita malang itu ke tepi jalan hanya dengan mengenakan pakaian dalam. Keduanya ditangkap di Bandara Gatwick, Nopember 2017, saat kembali ke Inggris usai berlibur bersama di Maroko.
15 Oktober. Menteri Kehakiman memblokir rencana untuk melakukan kajian akademis atas persoalan mengapa para narapidana beralih menganut Islam dan bagaimana ia bisa mengarah kepada radikalisasi, demikian dikatakan Harian The Times. Para pendukung proyek tiga tahun itu mengaku heran dengan keputusan dan yakin dinas penjara tidak ingin pihak luar mempelajari topik sensitif seperti itu. "Budaya pelayanan perusahaannya bersifat defensif. Mereka memang peduli dengan soal apakah yang akan ditemukan oleh proyek usulan ini," urai sebuah sumber. Jumlah narapidana Muslim di penjara-penjara Inggris dan Wales dua kali lipat lebih banyak selama tahun-tahun terakhir ini. Jumlahnya menanjak dari 5.500 pada tahun 2002 menjadi 12.894 orang tahun ini, demikian dikatakan oleh The Times, mengutip data resmi.
17 Oktober. Dewan County Lancashire secara tegas memutuskan menghentikan pasokan daging halal dari dari binatang yang tidak ditembak dulu sebelum disembelih ke kawasan sekolah, sejak 2019 mendatang. Keputusan tersebut --- 49 mendukung dan 23 menolak dengan sembilan suara abstain --- bakal mempengaruhi 12 ribu siswa Muslim di 27 sekolah di Blackburn, Nelson, Burnley, Rawtenstall, Hyndburn dan Preston. Eksekutif Utama Dewan Masjid Lancashire, Abdul Hamid Qureshi, mengatakan, dia tengah mempertimbangkan untuk menyerukan supaya siswa Muslim memboikot makanan di sekolah mereka masing-masing.
18 Oktober. Seorang karyawan Tesco menggugat rangkaian supermarket tempat dia bekerja karena perundungan seksual dan diskriminasi rasial yang dialaminya. Langkah itu dilakukannya setelah seorang rekan kerjanya "meniupi wajahnya" (broke wind in his face). Atif Masood, 42, seorang asisten urusan pelanggan di cabang Thornton Health, menuntut £20,000 (sekitar $26,000 atau Rp 336 juta) kepada perusahaannya. Dia mengaku bahwa angin lewat itu sama dengan "bullying" alias gertakan. Dalam surat gugatan yang diajukan kepada pengadilan buruh London, Masood mengaku ada "terlampau banyak rasisme" di Toko Thornton Health. Karena itu, dia merasa didiskriminasi oleh rekan-rekannya karena dia seorang Muslim dari Pakistan.
19 Oktober. Pendakwah penghasut Muslim radikal Anjem Choudary, yang dilukiskan sebagai "ekstremis paling berbahaya" Inggris dibebaskan dari penjara setelah menjalani hanya separuh dari lima setengah tahun hukuman penjara yang diterimanya tahun 2016 karena bersumpah setia kepada Negara Islam (ISIS). Pihak berwenang penjara tidak bisa mencegah pembebasannya. Karena berdasarkan pedoman hukuman Inggris, para narapidana --- orang-orang yang masih membahayakan publik sekalipun--- otomatis terpilih untuk dibebaskan dengan ijin (pembebasan bersyarat) setelah menjalani separuh masa tahanan mereka.
20 Oktober. Sheikh Faiz-ul-Aqtab Siddiqi, seorang ulama Muslim berusia 51 tahun yang menjalankan jaringan pengadilan Syariah terbesar di Inggris, diselidiki terkait dengan tuduhan bahwa dia memperkosa anak-anak. Polisi West Midlands sedang menyelidiki pengakuan bahwa Siddiqi memperkosa dua wanita Belanda pada 1980-an dan 1990-an. Para wanita itu mengaku mengalami pelecehan seksual sejak usia 11 dan 12 tahun sampai mereka berusia 16 tahun. Mereka dikirim ke Inggris oleh orangtua mereka untuk dididik oleh ayah Syekh Siddiqi, seorang cendekiawan Muslim terhormat. Siddiqi adalah Kepala Pengadilan Arbitrase Muslim, sebuah layanan hukum Islam di Inggris yang mengoperasikan serangkaian pengadilan hukum Sharia yang kontroversial yang dikatakan oleh para pengkritik mendiskriminasi perempuan. Dia membantah klaim tersebut yang pertama kali muncul di suratkabar Belanda De Telegraaf, Dikatakannya, kedua wanita adalah bagian dari kampanye untuk mendiskreditkan keluarganya.
23 Oktober. Nyaris ada 2.000 orang muda di Inggris, yang sebagian besar dari mereka adalah gadis, dinikahkan sebelum berusia 18 tahun antara tahun 2010 – 2015, demikian dikatakan Yayasan Thomson Reuters, mengutip data resmi. Perkawinan anak — yang secara internasional didefenisikan sebagai perkawinan di bawah usia 18 tahun---masih dianggap sah di Inggris. Di Inggris, Wales and Irlandia Utara, remaja bisa menikah pada usia 16 tahun dengan persetujuan orangtua. Di Skotlandia, mereka tidak butuh persetujuan, demikian dikatakan oleh Thomson Reuters. Anggota Parlemen Inggris Pauline Latham memperkenalkan rancangan undang-undang yang menaikkan usia menikah menjadi 18 tahun. Dikatakannya, "gila" bahwa Inggris masih mengijinkan perkawinan anak-anak ketika dia mengeluarkan $51 juta (sekitar Rp 75 miliar) selama 5 tahun untuk mendukung supaya dihentikan di negara-negara sedang berkembang.
24 Oktober. Sebuah sekolah Islam yang mengajarkan bahwa hanya umat Muslim dan binatang yang diselamatkan dalam Bahtera Nuh, menjadi yang pertama yang berhasil digugat karena beroperasi secara illegal. The Al-Istiqamah Learning Centre (Pusat Belajar Al-Istiqamah) di West London, mengaku sebagai pusat belajar di mana anak-anak yang diajar di rumah bisa mengikuti pelajaran paruh waktu. Tetapi pengawas pendidikan dari pemerintah menemukan bahwa sekitar 60 anak usia wajib sekolah secara teratur mengikuti pelajaran di pusat belajar itu selama jam sekolah. Kasus itu kemudian dirujuk kepada Dinas Penuntutan Mahkota (Crown Prosecution Service ) setelah lembaga itu tidak menanggapi surat peringatan pemerintah. Pengawas Utama Sekolah, Amanda Spielman mengatakan bahwa keputusan itu mengirim pesan penting kepada sekolah-sekolah tidak terdaftar lainnya. Beberapa sekolah itu, katanya menolak pendidikan yang semestinya bagi siswa dan membiarkan mereka berisiko mengalami radikalisasi. Berbagai foto yang dipostingkan di website sekolah mengidentifikasi Nuh sebagai Nabi dari Allah.
25 Oktober. Sebuah keluarga Muslim mengeluhkan penggunaan gelatin daging babi dalam tiga vaksin yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Nasional, demikian dikatakan oleh BBC. Gelatin Porcine diambil dari babi dan digunakan dalam vaksin untuk melawan Flu, Herpes Zoster, Campak, Gondong dan Rubella. Seorang jurubicara untuk Kesehatan Masyarakat Inggris menjelaskan gelatin digunakan sebagai stabilisator sementara upaya untuk mengembangkan alternatifnya "mungkin tak pernah terjadi." Satu orangtua yang menghubungi BBC mengatakan dia "sakit hati" karena gelatin babi digunakan dalam vaksin Flu Hidung. Dia mengaku istrinya diberitahu tentang unsur vaksin itu oleh dokter ketika dia membawa anak-anak mereka untuk divaksinasi. Dia menolak vaksin karena agama mereka. Dewan Muslim Inggris mengatakan vaksin tersebut tidak diizinkan dalam Islam kecuali jika nyawa orang berada dalam risiko dan tidak ada alternatif lain. "Harus ada lebih banyak usaha untuk menemukan alternatif," kata Dr Shuja Shafi, Ketua Komisi Penelitian dan Dokumentasi dewan. "Kami harus berusaha mencari solusi jangka panjang. Kebutuhan masyarakyat harus dipenuhi."
26 Oktober. Keuskupan Oxford membela keputusan Universitas Oxford untuk mengundang seorang imam (Muslim) untuk menyampaikan Khotbah Universitas pada akhir Perayaan Ekaristi 21 Oktober lalu. Seorang jurubicara keuskupan mengatakan bahwa mengundang Imam Monawar Hussain untuk berkhotbah di Gereja St. Maria Sang Perawan, di Universitas Oxford, merupakan "sekeping keterlibatan lintasagama yang bagus." Jurubicara itu mengatakan bahwa keuskupan telah menerima puluhan keluhan tentang undangan itu, tetapi dia menambahkan, "Jika kami terima 100 keluhan, maka kami akan bela keputusan universitas." Sebuah blog yang diposting oleh Adrian Hilton dalam situs Uskup Agung Cranmer mencatat bahwa sebagai Muslim, Hussain tidak percaya pada kematian Yesus di salib atau kebangkitannya. "Dengan mengundang seorang imam untuk berkhotbah bukan hanya khotbah, tetapi khotbah untuk Perayaan Ekaristi, sulit untuk memahami bagaimana upaya ini memuliakan Anak Allah yang tersalib," tulisnya. Uskup Buckingham, Alan Wilson, menolak keberatan itu lalu mengatakan: "Pekerjaan Hussain sangat penting dalam upaya memperdalam pemahaman kita tentang Islam dan memerangi ancaman terorisme di negara ini. Dia mempromosi interpretasi Islam yang lemah-lembut dan bijaksana."
27 Oktober. Empat puluh tiga persen warga Inggris yakin masyarakat liberal Barat tidak pernah bisa cocok dengan Islam, demikian menurut sebuah jajak pendapat dari ComRes bertajuk "Islamophobia". Ada dua perlima populasi (43%) khawatir jika masjid dibangun di lingkungan mereka atau jika seorang anggota keluarga mereka menikahi seorang Muslim. Satu dari lima orang (22%) khawatir jika sebuah keluarga Muslim pindah ke rumah sebelah dan 3 dari 10 orang (30%) keberatan jika anak mereka mengunjungi masjid.
28 Oktober. Sebanyak 80 pengantin pejihad beserta anak-anak mereka yang ditahan di Suriah sejak jatuhnya Negara Islam, diperkirakan akan segera kembali ke Inggris, demikian dikatakan Harian The Times. Harian itu juga melaporkan bahwa Kantor Menteri Dalam Negeri Inggris sudah mulai mengeluarkan paspor Inggris mereka.
29 Oktober.Tujuh laki-laki terbukti bersalah karena melakukan grooming dan memperkosa gadis-gadis muda, termasuk seorang yang dilecehkan secara seksual oleh "setidaknya 100 orang Asia" sebelum usia 16 tahun. Selain korban, ada lagi seorang gadis diperkosa di hutan serta diancam ditinggalkan di sana. Sheffield Crown Court mendengar bagaimana para laki-laki itu, yaitu Mohammed Imran Ali Akhtar, 37, Asif Ali, 33, Tanweer Ali, 37, Salah Ahmed El-Hakam, 39, Nabeel Kurshid, 35, Iqlak Yousaf, 34, dan laki-laki ketujuh, yang tidak disebutkan namanya karena alasan hukum – menyasar kemudian mengeksploitasi gadis-gadis sebelum memaksa mereka melakukan tindakan "yang menghina sekaligus penuh kekerasan." Gadis-gadis itu disalahgunakan selama tujuh tahun di Rotherham. Kasus itu adalah penuntutan besar pertama hasil Operasi Stovewood, sebuah penyelidikan oleh Badan Kejahatan Nasional terhadap eksploitasi seksual anak yang bersejarah di kota Yorkshire Selatan yang sudah mengidentifikasi lebih dari 1.500 korban. Penyelidikan membebani pembayar pajak Inggris lebih dari £ 90 juta (sekitar Rp171,2 miliar) pada tahun 2024, tanggal ketika rencana itu mulai diperpanjang, walau hanya sedikit orang yang berpikir bahwa upaya itu akan selesai saat itu.
30 Oktober. Mohammed Ghani, seorang mantan imam Muslim berusia 65 tahun di West Yorkshire yang menyerang seorang anak kecil secara seksual selama tujuh tahun mendapatkan peningkatan hukuman. Agustus lalu, Pengadilan Tinggi Leeds telah menjatuhkan hukuman dua tahun penjara atas Ghani. Hukumannya ditingkatkan setelah Jaksa Umum Robert Buckland QC MP mengangkat kasusnya ke Pengadilan Banding, berdasarkan Skema Hukuman Terlalu Ringan (Unduly Lenient Sentence scheme). Pengadilan Banding lantas menambah hukuman Ghani menjadi lima tahun penjara. Berbicara setelah sidang, Jaksa Agung mengatakan: "Ghani menyalahgunakan otoritasnya kemudian memaksa anak yang rentan terhadap kampanye kekerasan seksual. Saya berharap keputusan Pengadilan Banding hari ini membuat korban dan keluarganya agak merasa lebih senang."
31 Oktober. Anjem Choudary diperintahkan menghadiri program deradikalisasi wajib pertama yang diselenggarakan di Inggris, demikian dikatakann Harian The Times. Choudary dibebaskan dari penjara 19 Oktober lalu setelah menjalani separuh masa tahanannya karena mendukung Negara Islam. Ia diperintahkan mengikuti Program Menolak dan Melepaskan (Desistance and Disengagement --DDP) sebagai bagian dari masa percobaannya. Kursus tersebut mengharuskan dia untuk menerima pendampingan dan "nasihat" teologis. Kursus itu merupakan upaya terbaru pemerintah untuk memerangi ancaman jihadis yang meningkat. Narapidana pejihad rata-rata dibebaskan dari penjara satu orang setiap seminggu. Lebih dari 40% dari mereka dinyatakan bersalah atas pelanggaran terorisme dalam dekade terakhir demikian menurut The Times, sehingga memenuhi syarat untuk dibebaskan pada akhir tahun 2018.
Soeren Kern adalah Mitra Seniar, Lembaga Kajian Gatestone Institute yang berbasis di New York.