Blogger brilian ketiga sudah tewas dibunuh di Bangladesh sejak Februari. Namanya, Ananta Bijoy Das, seorang yang berprofesi sebagai bankir sekaligus blogger. Dia dibunuh pada 9 Mei. Tampaknya pelakunya adalah kaum Islamis ekstremis.
Das dibunuh tengah siang bolong di sebuah jalanan sibuk kota terbesar kelima negeri itu, Sylhet. Selama ini, dia menulis untuk Mukto-Mona (Pemikiran Bebas), sebuah website hasil kerja bersamanya dengan blogger Amerika keturunan Bangladesh, Abhijit Roy, sebelum dia sendiri dibunuh Februari lalu oleh penyerang dengan menggunakan parang pemotong rumput.
Lima pekan setelah kematian Roy, blogger lain Oyasiqur Rahman, dibunuh dengan keji oleh tiga pria di Dhaka.
Kematian mereka memunculkan kembali ingatan atas kematian Ahmed Rajib Haider 15 Februari 2013 lalu. Termasuk juga insiden penikaman atas seorang warga Bangladesh, Asif Mahiuddin yang terjadi Januari 2013 lalu.
Ansarullah Bangla Team, salah satu kelompok Islamis yang beroperasi di Bangladesh, mengklaim sudah melakukan tiga pembunuhan selama beberapa bulan terakhir. Hanya dalam hitungan jam, kelompok yang juga dikenal sebagai Ansar Bangla men-twit soal pembunuhan Das. "Alhamdulilah [pujilah Allah dalam Bahasa Arab], semua anggota tim Operasi dalam keadaan selamat." Satu jam sebelumnya kelompok itu mengatakan bahwa organisasi Al-Qaeda yang beroperasi di anak benua India (AQIS) mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Das. Para detektif mencurigai organisasi tim Ansarullah Bangka memang melakukan kontak dengan Al-Qaeda.
Baru-baru ini, pemimpin AQIS, Asim Umar mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan enam orang itu. Menurut dia, mereka adalah para penghujat. Salah seorang penghujat termasuk Avijit Roy, penulis ilmiah Amerika keturunan Bangladesh.
Selain Roy, AQIS juga menggembar-gemborkan para pejihadnya bertanggung jawab atas pembunuhan:
- Ahmed Rajib Haider (blogger Bangladesh)
- Shafiul Islam (seorang dosen universitas terbunuh pada September 2014)
- Oyasiqur Rahman (blogger Bangladesh)
- Muhammad Shakil Auj (Dekan kajian Islam di Universitas Karachi di Pakistan)
- Aniqa Naz (blogger Pakistan)
"Terpujilah Allah," kata Umar. "Pembunuhan merupakan bagian dari satu rangkaian operasi yang dimulai oleh berbagai cabang Al-Qaeda atas perintah pemimpin kami yang terhormat, Sheik Ayman Al-Zawahiri (semoga Allah melindungi dia). Tindakan itu juga merupakan bagian dari komitmen kami untuk memenuhi sumpah Sheik Osama [bin Laden] (semoga Allah mengasihani dia)."
Sementara itu, BBC melaporkan bahwa "[semua] pembunuhan itu dilakukan dengan pola yang hampir sama... Pola ini meyakinkan para pengamat bahwa para pembunuh, bahkan jika berasal dari bagian negeri yang berbeda, memang dinasehati atau dilatih oleh satu kelompok."
Dalam editorialnya setelah pembunuhan terakhir, Harian Guardian menulis, "Seperti Raif Badawi dipenjara dan dicambuk di Saudi Arabia, para pria yang dibunuh itu sama sekali tidak bersalah lebih selain dari sikap mereka yang jujur dan berintegritas. Semua itu merupakan kebajikan-kebajikan yang tidak akan dibela oleh para fundamentalis dan fanatik."
Pada Januari 2014, As-Sahab Media mengeluarkan sebuah video pesan dari pemimpin Al-Qaeda Ayman al Zawarihi. Judulnya, "Bangladesh, Pembantaian di Balik Tembok Bisu." Zawahiri dalam video itu mengatakan;
Para saudara Muslimku di Bangladesh, saya undang kalian untuk menantang serangan para pejuang salib ini yang melawan Islam, yang dirancang oleh para penjahat kenamaan di anak benua dan Barat melawan Islam, Nabi Islam dan kredo Islam, sehingga mereka mungkin mengubah kalian menjadi hamba sistem yang penuh penindasan dan tidak beriman... Saya undang anda untuk melancarkan kerusuhan publik guna membela Islam dari para musuh Islam. Saya undang para ilmuwan kenamaan Bangladesh untuk memenuhi peran yang Islam berikan kepada mereka.
...
Saya undang kalian [para cendekiawan Islam Bangladesh] untuk berpegang teguh pada prinsip otoritas tertinggi Shariah dan keunggulannya atas berbagai konstituasi dan hukum buatan tangan manusia, sehingga ia memerintah kehendak massa, ketimbang diperintah oleh kehendak mereka atau oleh otoritas lain. Saya undang anda untuk memimpin massa dalam jumlah besar dan ikut dalam kerusuhan luas (intifada) yang gelombang pasangnya tidak akan mundur atau dinamismenya tidak akan surut, hingga Shariah Islam memerintah tanah Islam.
...
Kenyataannya demokrasi tidak mengenal agama, nilai atau prinsip. Segala sesuatu itu benar sejauh meraih suara mayoritas. Adalah Inggeris yang demokratis yang menduduki tanah-tanah Muslim, membunuh jutaan orang, menjarah berbagai sumberdayanya selama berabad-abad. Adalah Inggeris yang demokratis yang menjanjikan Palestina kepada kaum Yahudi. Adalah Inggeris yang demokratis yang menyerahkan Palestina kepada kaum Zionis sebelum mengundurkan diri dari Palestina.
Bagai virus seruan Zawahiri bergerak menyebar di antara kaum Muslim di Bangladesh, tempat mereka membangun sekitar 90,4 persen penduduknya.
Pada 2014, ketika kaum Muslim Asia dan Afrika ditanya dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Pew, apakah bom bunuh diri atau bentuk kekerasan lain melawan sasaran sipil dibenarkan untuk membela Islam dari musuh, 47 persen kaum Muslim Bangladesh menjawab "ya". Mereka merepresentasikan jumlah tertinggi responden setelah Gaza (62%). Jumlah responden yang membenarkan bom diri dan aksi kekerasan lain di Bangladesh jauh lebih tinggi dibanding dengan di Malaysia (18%), Indonesia (9%) dan Pakistan (3%).
Imran H. Sarker, jurubicara Gonojagorn Manch, sebuah gerakan sekuler di Bangladesh, menuduh pemerintah mencoba menutup-nutupi pembunuhan atas para blogger demi tujuan politiknya.
Karena itu, tampaknya jelas, mengapa para penentang, ateis dan sekularis/para pendukung sekularisasi di Bangladesh tetap saja tidak dibantu oleh masyarakat dan pemerintah.